Pemilik Rumah Sakit mengungkapkan dan menekankan kepada beberapa orang tenaga kesehatan yg baru saja ia rekrut buat bekerja di Rumah Sakit miliknya. Bahwa, "Jika terdapat pasien satu kali saja yg komplain akan pelayanan saudara, maka aku akan mempertimbangkan buat memperpanjang kontrak saudara, & bila keluhan/laporan dari pasien & keluarga berulang dilain ketika dan lain perkara, maka aku akan nir akan mentolerirdanquot;. Dan, pemilik Rumah Sakit pula mencontohkan beberapa hal yg tidak boleh dilanggar dan beberapa hal yg wajib dilakukan dalam pasien. Kira-kira demikianlah yang disampaikan pemilik Rumah Sakit Swasta pada calon pekerjanya.
Kami, aku & 2 orang lainnya diminta memberi masukan, saran dan evaluasi selama tenaga rekrutan itu di training, apabila ada yg kurang tahu baku prosedur operasional (SOP) atau terkait etika, & lain-lain, pemilik Rumah Sakit ingin masukan berdasarkan dewan pengawas, berupa rekomendasi terkait kinerja petugas yang pada training.
Selama pelatihan, energi kesehatan baru tadi, lulus 100 % & menanda tangani kerjasama kontrak buat bekerja pada Rumah Sakit tersebut beberapa bulan kedepan.
Dapat dilihat, dalam perekrutan tenaga kesehatan di Rumah Sakit swasta, pemilik Rumah Sakit atau pemilik kapital menekankan kepada SDM-nya mengutamakan kepuasaan pelanggan. Orientasinya bagaimana pasien terkesan akan pelayanan petugas yg ada pada Rumah Sakit tersebut, selain penyakitnya terobati.
Sebenarnya konsep misalnya pada atas jua tak jarang disampaikan pada petugas oleh orang yg berwenang, bahwa orientasi dari pelayanan adalah kepuasan pelanggan, & petugas pula punya SOP & aturan terhadap bagaimana seharusnya melayani pasien. Tetapi yang membedakan menggunakan Rumah Sakit Swasta adalah, jika petugas kesehatan di Rumah Sakit Milik pemerintah nir bisa ditekan menggunakan ancaman pada pecat apabila melakukan pelanggaran, tidak melayani pasien menggunakan baik, sedangkan pada Rumah Sakit Swasta bila terdapat komplain berdasarkan pasien dan keluarga, maka petugasnya terancam buat dipecat, karena pasien merupakan aset Rumah Sakit Swasta, & tentunya pemilik Rumah Sakit nir ingin kehilangan aset.
Rumah sakit milik pemerintah pula nir begitu antusias dengan penemuan & ciptaan di bidang kepuasaan pelanggan, pengamatan penulis kecendrungan adalah hanya bagaimana mencapai sasaran klasifikasi Rumah Sakit & pengadaan indera canggih, fisik & bangunan. Lantaran semakin akbar Rumah Sakit, maka semakin bangga wilayahnya. Penekanan akan kepuasan pelanggan mungkin nomor 2. Sedangkan Rumah Sakit swasta, berusaha menghemat bagaimana cost & pengadaan ditekan, tapi pelanggan terpuaskan dengan pelayanan yg diberikan. Biaya kecil, tapi berdampak besar & sanggup meraup laba yang sebanyak-besarnya.
Kesimpulan penulis, mengapa Rumah Sakit Swasta lebih ramah pada pasien/pelanggannya? Lantaran Rumah Sakit Swasta pasien orienteddan bisnis oriented. Sehingga seluruh petugas yg bekerja sangat memahami hal itu, tanpa pasien mereka mampu dipecat, tanpa pasien Rumah Sakit tempat mereka bekerja akan 'rol tikar'. Jadi jualan utamanya adalah kepuasaan pelanggan.
Oh ya, silahkan dibaca juga liputan tentang Rumah Sakit Swasta dan Rumah Sakit Milik Pemerintah yang ada di Kota Payakumbuh, dengan judul " Profil, Sejarah dan Fasilitas RSIA Sukma Bunda " atau Rumah Bersalin yang sebentar lagi akan menjadi Rumah Sakit Swasta di Kota Payakumbuh, yaitu " Rumah Bersalin Annisa, Berorientasi Kepuasaan Pelanggan" . Dan pembaca juga dapat menyimak kepedulian Rumah Sakit pemerintah akan kepuasaan pelanggan di artikel berjudul " RSUD dr Adnaan WD Berlakukan Sistim Antrian Digital."(Nurman)
0 comments:
Post a Comment