WHAT'S NEW?
Loading...

Gambar Viral di Media Sosial Cendrung Hoax, Bagaimana Menyikapinya?| Bloggout

Medianers ~ Di zaman digital ini, baik di forum diskusi online, di beranda media sosial, dan di jejaring pertemanan lainnya sulit sekali mendapatkan informasi yang edukatif, inspiratif dan bermanfaat. Kecendrungan, banyak informasi "sampah" yang di share dan jadi pembahasan viral.

Acap penulis melihat berita atau gambar seseorang berlumuran darah tanpa sensor misalnya, demi mendapatkan like dan kata "Amin." Atau menyebarkan fitnah serta memperolok-olok seseorang, baik tokoh, pemimpin maupun figur publik melalui akun abal-abal.

Nyaris tiap detik, di media sosial, kita disuguhkan fakta sampah yang nir terdapat nilai edukasi. Manakala nir hati-hati memfiltrasi, jiwa dan pikiran bisa jadi rusak. Dan, emosi pun jadi nir stabil. Penyaringan fakta di media umum dibebankan dalam masing individu.

Di grup atau forum pun demikian, diskusinya cendrung bergunjing, tanpa solusi. Malahan hanya pamer pengetahuan dan wawasan. Betul, tidak terdapat permasalahan yang terselesaikan menggunakan diskusi, dan tidak ada pula kasus yang nir terselesaikan menggunakan didiskusikan. Tetapi diskusi yg bagaimana? Tentunya diskusi yg punya solusi dan tindak lanjut.

Entah, budaya apa yg sedang kita hadapi waktu ini?
Dahulu, seorang tokoh begitu sangat dihormati dan disegani. Bila ada kesalahan seorang tokoh, kharismanya tetap ada, tanpa di Bully. Sementara, di era media jalinan sosial ini, meme dan gambar sindiran merajalela. Siapa saja bebas membully, termasuk membully presiden, gubernur, bupati dan walikota, meskipun hanya sebuah isu politik tentang sang tokoh. Siapa saja yang dianggap telah bersalah ia akan menerima jatah. Apa lagi provokator, hebat pula membubui, maka lengkaplah kata-kata tidak pantas akan dilabeli pada oknum tokoh yang akan di Bully.

Budaya literasi seakan tertinggal oleh topik viral di media sosial. Orang-orang cendrung malas mencari pembanding, dan percaya saja dengan apa yang ditemui di berandanya serta melakukan reshare. Penulis bukan menuduh semuanya berprilaku demikian, tapi kecendrungan, hanya segelintir orang saja yang kritis menanggapi sebuah isu, tanpa mau digiring, sebelum mendapatkan data pembanding.

Coba perhatikan, berapa poly pada beranda media umum anda orang yang menginformasikan atau mengirim isu bersumber dari wikipedia atau berdasarkan media yg punya bukti diri kentara, dibanding informasi hoax menurut situs abal-abal yg hanya mengejar trafik? Ciri-ciri dari situs hoax merupakan melebih-lebihkan judul berdasarkan kenyataan, antara isi dan judul tidak sesuai. Kadang tanpa konfirmasi & nir berimbang pada memberikan informasi.

Era media sosial yang terus tumbuh subur ini, sangat kebablasan, siapa saja akan sulit menyaring, link hoax, meme nakal, dan gambar sampah lainnya. Karena semua orang bisa jadi pemilik akun di media, dan juga penerima informasi dari media yang sama. Memutuskan dan tidak menerima jalinan pertemanan bukanlah solusi. Penulis merindukan informasi bergizi, edukatif, memotivasi dan bisa menambah semangat kehidupan. Tapi, demikianlah fenomena kehidupan bila ada positif akan ada negatif, bila ada buruk akan ada bagus. Tergantung kita pengguna, sesungguhnya media tidak salah, yang salah adalah pengguna yang tidak bijaksana. Ya, idealnya sikapi setiap informasi yang ada di jalinan pertemanan anda dengan bijaksana.(AntonWijaya)

Makna Uji Kompetensi Dan Perpanjangan STR Bagi Perawat Sulit Akses| Bloggout

Medianers ~ Banyak yang menyatakan di grup-grup Perawat (medsos) tentang, " Dahulu tidak ada banyak aturan, tapi Perawat bisa saja menjalankan perawatan, bahkan pengobatan pada pasien di pelayanan kesehatan. Sakarang terlalu banyak aturan bikin STR, Kredensial, Uji kompetensi dan lainnya. Seolah-olah aturan mempersulit Perawat."

Uji-kompetensi-dan-syarat-perpanjangan-str-perawat

Kritikan demikian, disambut hangat oleh Perawat lainnya yang sepakat dengan tidak diselenggarakan uji kompetensi dan syarat perpanjangan STR. Menurut mereka, tidak perlu aturan macam-macam.

Akhirnya, perdebatan sesama Perawat nir bisa dihindarkan. Masing-masing bersikukuh menggunakan pendapatnya, yang pro & kontra bagaikan mencari ketiak ular, mereka nir pernah ketemu kesepahaman, meskipun sudah lelah menganalisa.

Seperti persyaratan perpanjangan STR misalnya, sebagian berpendapat mendukung program pemerintah, program tersebut bertujuan menangkis tenaga keperawatan terhindar dari praktek ilegal. Sedangkan uji kompetensi juga bertujuan untuk menyaring tamatan Perawat nan menjamur. Artinya yang kompeten saja yang bisa diterima kerja di pelayanan kesehatan. Sedangkan yang belum kompeten diharapkan lulus serangkaian tes dulu, agar dapat surat "sakti."

Medianers berpandangan sistim yang telah di buat pemerintah, dalam hal ini Kemenkes,  tentunya telah melakukan telaah dan riset sebelum menelorkan kebijakan. Namun, sebagian user ( Perawat) sedikit "kagok" dan takut beradaptasi dengan sistim yang belum familiar demikian. Artinya perlu sosialisasi dan evaluasi.

Kemudian, STR, Kredensial dan uji kompetensi perawat juga belum bisa dilakukan pukul rata. Terkait wilayah Indonesia bukan Jakarta, dan kota besar saja. Tapi, ada  daerah pelosok dan terisolir, sulit dari akses dan informasi. Nah, tenaga Perawat yang bekerja di pedalaman perlu dipikirkan kedepannya.

Apakah Perawat sulit akses ini perlu pula pada uji kompetensi dan perpanjangan STR?

Perawat Mengeluhkan Uji Kompetensi, STR dan Kredensialing| Bloggout

Lahan kerja pula semakin rumit. Lantaran membludaknya tamatan jurusan Keperawatan, ad interim peluang kerja yang akan memperkerjakan Perawat dengan gaji layak tidak poly. Wajar saja keluhan demi keluhan dituliskan sang beberapa orang Perawat di gerombolan -kelompok Keperawatan.

Kerumitan oleh banyaknya aturan ini dirasakan pula oleh Perawat yang sudah bekerja, mereka diwajibkan mengumpulkan SKP sebanyak 25 poin sebagai salah satu syarat memperpanjang STR ( Surat Tanda Registrasi) dan Perawat yang bekerja di Rumah Sakit juga diwajibkan untuk mengikuti Kredensial Keperawatan sebagaimana yang diamanhkan oleh PMK Nomor 49 Tahun 2013.

Memang, terkesan sulit & rumit, menggunakan banyaknya peraturan. Tetapi, perlu diketahui semua aturan itu bertujuan baik, demi menjaga mutu dan kualitas energi Keperawatan. Sayangnya aplikasi belum berjalan paripurna & masih dalam tahap adaptasi yang perlu terus disosialisasikan supaya setiap manusia tenaga Keperawatan mempersiapkan diri demi menjaga kualitas profesi.(AntonWijaya)

Seminar Penyelesaiaan Permasalahan Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan| Bloggout

Medianers ~ Komisariat PPNI dan Komite Keperawatan RSUP dr M Djamil, Padang selenggarakan seminar sehari tentang "Penyelesaiaan Permasalahan Etik dan Disiplin Keperawatan Terkait Praktek Profesi Keperawatan."Seminar diadakan di Aula Pertemuan Lantai 4, Gedung IRJ dan Administrasi RSUP dr M Djamil Padang, pada hari Sabtu, 8 Oktober 2016.

Seminar-komite-keperawatan

Sasaran peserta seminar yaitu Kabid Keperawatan, Kasi Keperawatan, Ketua Komite Keperawatan, Ketua Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi Keperawatan, dan Perawat & Bidan.

Pembahasan pada seminar yg akan digelar adalah mengenai Kepmenkes No.49 mengenai Komite Keperawatan Rumah Sakit, yg difokuskan dalam sistim etik dan disiplin profesi. Terkait materi tadi, disampaikan sang Ketua PPNI Kota Padang, Ns.Alfitri,M.Kep., Sp.KMB.

Selain itu, materi menarik lainnya mengenai Konsep Etik Keperawatan dan Konsep Pertimbangan Etik Dalam Asuhan Keperawatan Klinis disampaikan sang DR.Krisna Yetti, S.Kp.,M.App.Sc,. Ketika ini beliau sebagai ketua MKEK PPNI sentra. Dan, materi selanjutnya mengenai Implementasi Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi di Rumah Sakit dibawakan sang Ns.Wawan Wahyudi,.M.Kep selaku kepala PPNI Komisariat RSUP dr M Djamil, Padang. Masing-masing materi diberi kesempatan buat berdiskusi eksklusif menggunakan narasumber.

Bagi calon peserta yang berminat mengikuti seminar tentang Penyelesaiaan Permasalahan Etik dan Disiplin Keperawatan Terkait Praktek Profesi Keperawatan ini, dapat menghubungi nama berikut ini untuk mendapatkan informasi lanjut, diantaranya: Sepri, no hp 081266390347, dan Fera, 085271147352, atau Wesna, hp: 081267504992.(AW)

Bolehkah Perawat Meresepkan Obat?| Bloggout

Medianers ~ Gambar resep di atas cukup viral dan menghebohkan dikalangan tenaga medis. Pembahasan hangat pun terjadi di grup-grup tenaga kesehatan, baik di FB maupun di WA.  Banyak yang menyesalkan kok Perawat berani menulis resep layaknya dokter.

Tak sedikit dokter meradang dan mempermasalahkan, lantaran lahannya diambil. Demikian pula Perawat pun menyesalkan, kenapa sejawatnya mencaplok wewenang profesi lain. Terlepas berdasarkan apapun karena oknum Perawat yg meresepkan obat tadi sudah mengklarifikasi dan mengungkapkan permintaan maafnya dalam Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) secara terbuka.

Dalam penjelasan pada akun medsos, ia menyampaikan bahwa resep tersebut bukan bertujuan komersial, akan tetapi buat membantu rekannya yang membutuhkan obat. Tanpa memikirkan resiko & tidak menyangka akan muncul masalah, maka dia tuliskan saja resep buat ditebus di apotik.

Lantas apa yang terjadi?

Kertas resep di upload oleh orang-orang yang merasa prihatin akan kondisi tadi, bahkan oknum Perawat menerima kritikan tajam berdasarkan kalangan medis. Seperti ini kurang lebih komentarnya:

Pasal 78 UU no 29 tahun 2004 mengenai Praktik Kedokteran: Setiap orang yang menggunakan sengaja menggunakan indera, metode atau alternatif dalam menaruh pelayanan pada rakyat yg menyebabkan kesan seolah-olah yang bersangkutan merupakan dokter atau dokter gigi yang sudah memiliki surat tanda registrasi dokter atau surat pertanda registrasi dokter gigi atau surat izin praktik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau hukuman paling banyak Rp15 0.000.000,00 (seratus 5 puluh juta rupiah)."

Terkait kasus ini, apabila kita tenaga kesehatan berbuat amanah sesuai aturan, maka di negri ini masih poly terdapat pelanggaran yang sudah dilakukan insan kesehatan terkait resep-meresep ini. Sebagaimana yang diungkapkan Ns.Ocha.

"Banyak loh kasus seperti itu, termasuk saya saat 4 tahun di Jakarta. Klinik 24 jam saya yang kendalikan tanpa dokter. Dokter bahkan 3 bulan sekali datang. Sementara selama waktu itu entah berapa resep, rujukan ke beberapa Rumah Sakit. Saya lah yang tuliskan menggunakan stamp dokter penanggung jawab yang lengkap dengan NIP nya gitu." Demikian komentar Ns.Ocha menanggapi isu tersebut di forum diskusi whats app.

Kasus serupa pula poly dialami sang Perawat-Perawat di Puskesmas, lantaran nir adanya dokter pada ruang Balai Pengobatan. Dokter generik yang bertugas pada Puskesmas waktu itu merangkap jabatan sebagai kepala Puskesmas. Jadi oknum Dokter akhirnya melimpahkan kewenangannya dalam Perawat buat memeriksa, menuliskan resep & melakukan tindakan pengobatan. Hal demikian, penulis saksikan saat masih mahasiswa, praktek di salah satu Puskesmas, di Sumatera Barat, peristiwa lebih kurang tahun 2004.

Pelimpahan wewenang dari dokter demikian, tidak sanggup Perawat menolak, meskipun dia sadar bahwa apa yg ia kerjakan bukanlah kewenangannya. Tapi, mengingat tahun telah berubah, apakah praktek demikian masih berlanjut, penulis tidak begitu tau karena waktu ini nir pernah lagi berkunjung kesana.

Penulis berasumsi, kegiatan & praktek Perawat menulis resep & memberikan obat masih saja terjadi di negri ini. Karena kekurangan & tidak terdistribusinya energi dokter dengan baik pada semua nusantara. Jangankan pada wilayah, pada Ibu kota saja masih masih ada praktek demikian sebagaimana pengalaman Ns.Ocha.

Dari tahun 2014, selesainya bergulirnya perkara Mantri Misran pada Kalimantan, Perawat sedikit di beri kelonggaran dalam memberi obat pada pasien sang UU No 38 tahun 2014 mengenai Keperawatan. Yakni pada BAB V, Pasal 30 ayat 1 alfabet j. Yg bunyinya Perawat bisa "melakukan penatalaksanaan anugerah obat pada Klien sesuai dengan resep tenaga medis atau obat bebas & obat bebas terbatas." Perlu dicatat, hanya obat bebas & obat bebas terbatas, sedangkan obat keras berlogo "Kdanquot; pada lingkaran merah, bukanlah wewenang Perawat memberikannya.

Ada pengecualian, bilamana terjadi kasus gawat darurat dan mengancam nyawa, dilokasi kejadian tidak ada tenaga dokter, maka Perawat boleh melakukan tindakan pengobatan dan tindakan medis diluar kewenangannya, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Adzanri pada medianers. Silahkan baca di Perawat Boleh Melakukan Tindakan Medis Bila Keadaan Darurat .

Disinilah letak permasalahannya, saat Perawat diperlukan mereka dilegalkan melakukan pekerjaan medis, tapi bila tidak diharapkan maka tubuhnya pada campakkan ke penjara. Kemudian, manutnya Perawat pada Indonesia terhadap perintah dokter, yang akhirnya Perawat meninggalkan senjatanya, yakni Asuhan Keperawatan. Oknum dokter pula seenaknya memberi pelimpahan wewenang, yang akhirnya membuat oknum Perawat kecanduan juga menulis resep dan memberikan obat pada pasien.

Kasus ini sudah kronis dan menggerogoti beberapa insan kesehatan yang sulit lepas dari kebiasaan mentaati aturan hukum. Yang namanya aturan "ambigu" ini wajib ditegaskan oleh pemangku kepentingan. Hendaknya dokter bila tidak ingin kewenangan dan lahannya digaduh oleh Perawat, maka jangan sekali-kali memberikan kewenangan pada Perawat. Kerjakan apa yang sudah jadi kewenangan anda. Demikian juga Perawat bilamana tidak ingin dijadikan alat pelimpahan wewenang maka tolak saja mentah-mentah yang bukan kewenangan anda. Sebab, anda akan terbiasa, dan menjadi kebiasaan sehingga dikira jadi dokter icak-icak.

Pada dasarnya penulis tidak ingin membahas ini, karena sudah jadi rahasia umum dikalangan kesehatan, bahwa Perawat banyak memangku pekerjaan dokter, terutama di daerah terpencil. Akan tetapi, isu ini dilontarkan oleh beberapa orang dokter di media sosial, yang seharusnya dibahas selingkar antara organisasi profesi, dinas kesehatan setempat dan pihak berwajib saja, karena itu penulis juga terpanggil untuk mengulasnya dari sudut pandang berbeda, sebagaimana yang diungkapkan oleh Nara, diplomat Indonesia saat menyampaikan sanggahan pada beberapa negara-negara benua Ocenia di forum PBB, bahwa nara berujar, " Ketika seseorang menunjukkan jari telunjuknya pada yang lain, jari jempolnya secara otomatis menunjuk pada wajahnya sendiri."

Harapan penulis, berhentilah bergigih soal kewenangan ini dibahas di media sosial, agar masyarakat yang akan berobat tidak bingung. Masyarakat hanya menginginkan kesembuhan dan pelayanan memuaskan dari tenaga kesehatan, bukan menyaksikan tenaga kesehatan saling gontok-gontokan di media sosial.(AntonWijaya

1 Tahun Berdiri, RSIA Sukma Bunda Selalu Melayani Dengan Cinta| Bloggout

Rsia-sukma-bunda

Medianers ~ Tidak terasa telah satu tahun RSIA Sukma Bunda beroperasional melayani kesehatan Ibu dan Anak di Kota Payakumbuh. Tepatnya, pada tanggal 15 oktober tahun lalu RSIA Sukma Bunda diresmikan oleh Pemerintah Kota Payakumbuh.

Hari ini, Minggu, 16/10/2016 adalah hari spesial bagi segenap manajemen, petugas & pemilik PT.Sukma Bunda Medika. Selain spesial , pada Milad ke-1 ini Rumah Sakit Ibu & Anak Sukma Bunda pula gelar bakti sosial, yakni menaruh pelayanan gratis pada masyarakat.

Hal tersebut diungkapkan saat pidato oleh dr.Efriza Naldi, Sp.OG, dia menyampaikan pada istilah sambutan di hari zenit peringatan Milad RSIA Sukma Bunda ke 1 di gedung rendezvous, lantai tiga, RSIA Sukma Bunda.

"Selaku owner RSIA Sukma Bunda, maka saya akan menyampaikan beberapa kegiatan milad antara lain: Pada hari Kamis, 13/10, RSIA Sukma Bunda memberikan konsultasi dan USG gratis bagi pasien kurang mampu sebanyak 74 pasien. Pasien berasal dari Payakumbuh dan Kabupaten 50 kota. Kemudian, hari Jumat, (14/10) segenap keluarga besar RSIA Sukma Bunda silaturahmi dengan anak yatim di Bulakan Balai kandi. Serta, hari sabtu,(15/10) senam pagi bersama. Dan, Kegiatan puncak, hari ini, Minggu, (16/10) untuk menjalin silaturahmi antara karyawan, dan keluarga besar RSIA Sukma Bunda."

Dokter Efriza Naldi menambahkan, "tujuan milad ini adalah, pertama menggelorakan semangat meningkatkan pelayanan dengan Cinta pada masyarakat. Yang dimaksud dengan Cinta adalah Cepat, Intensif, Nyaman, Terjangkau, Akurat."

"Alhamdulillah, RSIA Sukma Bunda telah satu tahun beroperasional, selama 1 tahun beroperasional, RSIA Sukma Bunda tidak saja melayani pasien berdasarkan Payakumbuh & 50 Kota saja. Bahkan sampai ke Propinsi tetangga, misalnya Bangkinang." Jelas dr.Efriza Naldi.

Harapan dr.Efriza Naldi kedepannya, hendaknya Bidan, Perawat dan petugas lainnya yang bekerja di RSIA Sukma Bunda selalu memberikan pelayanan dengan Cinta, agar RSIA Sukma Bunda juga mendapat Cinta dari masyarakat. Demikian tutupnya mengakhiri pidato.(AntonWijaya)

Bulan Ini, RSUD Dr. Soetomo Surabaya Rekrut Perawat, Bidan, Dokter dan Tenaga Kesehatan| Bloggout

Calon tenaga kesehatan yang akan diterima cukup beragam, diantaranya dibutuhkan Perawat tamatan D III Keperawatan sebanyak 20 orang, Sarjana Keperawatan + Ners sejumlah14 orang. Sedangkan tenaga Bidan tamatan D III Kebidanan diperlukan  sebanyak 2 orang. Drmikian juga dokter umum dan spesialis serta Apoteker juga terbuka peluang untuk direkrut, dengan rincian sebagai berikut : ( Lihat gambar).

Permohonan lamaran pekerjaan paling lambat diterima tanggal 31 Oktober 2016 hingga dengan 1 November 2016 dalam jam kerja 07.30 s/d 15.00 wib. ( Lamaran diantar eksklusif ke Bagian Kepegawaiaan RSUD Dr Soetomo) syarat & ketentuan selengkapnya dapat dipandang pada Bagian Kepegawaiaan RSUD Dr. Soetomo, Jl. Mayir Jendral. Prof. Dr Moestopo No.6-8 Surabaya. Demikianlah kabar ini bisa medianers share, semoga bermanfaat.(AW)

Pelatihan Ketrampilan Dasar Bagi Perawat Kamar Bedah| Bloggout

Pelatihan-dasar-ketrampilan-perawat-kamar-bedah-2016

Medianers ~ Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia, wilayah Jawa Barat ( HIPKABI Jabar) menggelar Pelatihan Ketrampilan Dasar Bagi Perawat Kamar Bedah pada tanggal 24-27 November 2016 di Hotel Ardan Bandung, yang terletak di Jl.Sederhana Nomor 8-10, Pasteur, Suka Jadi, Bandung.

Sebelumnya, medianers telah menginformasikan Pelatihan Dasar Perawat Kamar Bedah pada bulan desember 2016 yang berlangsung di Yogyakarta. Sedangkan informasi pada pelatihan ketrampilan dasar bagi Perawat kamar bedah yang akan di adakan di Bandung ini, adapun persyaratan pesertanya sebagai berikut:

  • Pendidikan minimal D III Keperawatan
  • Masa kerja di kamar bedah minimal 3 tahun.
  • Peserta dibatasi 40 orang.

Terkait biaya, contact person, dan materi pelatihan dapat dilihat di brosur ini:

Jika anda tertarik, silahkan cari berita lanjut dan konfirmasi dulu ke angka hubungan yang tertera di pada brosur. Semoga bermanfaat.(AW)

Anaknya Meninggal, Ayah Tersebut Sumpahi Perawat| Bloggout

Medianers ~ Beberapa hari yang lalu penulis membaca postingan seorang ayah di medsos. Sang ayah tersebut begitu terpukul kehilangan putranya, ia menilai kepergian anaknya tidak wajar. Cuma mengalami demam, lalu di bawa berobat ke klinik. Di klinik anaknya mendapatkan terapi cairan dan di suntik.

Di akunnya, beliau menyatakan penyebab anaknya meninggal karena tindakan Perawat yg sudah menyuntik berulang-ulang sebanyak 8 kali. Dugaan penulis, mungkin ketika pemasangan jarum infus yg sulit, sehingga terjadi penusukan berulang. Pastinya penulis tidak mengetahui persis.

Banyak netizen berduka seraya bertanya tentang kronologis, si ayah tidak menjawab, jadi penulis urungkan buat bertanya jua sekedar mendapatkan keterangan valid.

Dewasa ini, berita di medsos tak jarang dijadikan referensi benar, sebagai akibatnya kebenaran yg lain tertutup. Dalam postingan seorang ayah tadi, jelas menyudutkan profesi Perawat, padahal Perawat bukan pada klinik loka beliau berobat saja, tapi berada pada seluruh nusantara bahkan di luar negri. Tapi mengapa dia menaruh sumpah serapah pada Perawat? Seharusnya ia meluapkan kemarahannya pada petugas klinik tadi, bukan menyapu higienis profesi Perawat.

Di pantau berdasarkan kaca mata hukum, apabila si ayah nir puas terhadap pelayanan klinik dimana diduga anaknya mangkat lantaran kelalaian perawat maka terdapat mekanisme aturan yg akan memproses serta membuktikannya. Tapi, apabila itu tidak ia laporkan, maka berarti postingannya merupakan fitnah yg keji terhadap profesi Perawat, patut pula dituntut secara hukum sang profesi Perawat, lantaran telah mencemarkan nama baik profesi Perawat di medsos.

Hingga hari ini Perawat Indonesia nir menuntut beliau, karena Perawat sangat memahami keadaan yang sedang dihadapi. Ini adalah masa sulit baginya, jika ini terjadi dalam penulis, kehilangan anak, tentunya juga akan melakukan penolakan. Sangat manusiawi jika berespon secara emosional. Kasus seperti itu, galat satu berdasarkan sekian perkara yang pernah dirasakan Perawat di pelayanan kesehatan. Tapi, Perawat mampu memahami lantaran menjadi berikut karena.

Memahami Lima Proses Kehilangan

Lima Proses Kehilangan (The Five Stages of Grief), pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Elisabeth Kübler-Ross dalam bukunya berjudul "On Death and Dying" terbitan tahun 1969. Lima proses menghadapi kehilangan tersebut juga di adopsi dalam konsep Keperawatan jiwa. Yang mana pasien dan keluarga akan melalui lima tahapan saat menghadapi kehilangan, tahapannya sebagai berikut:

1. Denial ( Menyangkal atau menolak)

Keluarga pasien kadang menyangkal kondisi yang dihadapi. Menolak menggunakan menyatakan tempo hari syarat pasien baik-baik saja, kenapa sanggup begini hari ini? Perubahan fisik: famili sanggup menangis, terlihat letih, lemah, gelisah, sesak nafas dan nadi cepat. Bahkan mengungkapkan "nir mungkin anak, istri atau ayah saya meninggal, tadi baik-baik saja, cuma suhu tubuhnya saja yang tinggi."

2. Anger ( Marah)

Tahap berikutnya, famili pasien akan marah. Menyadari bahwa sudah kehilangan anggota famili. Bila dalam tahap ini nir ada yang bisa menenangkan, maka bisa berpotensi kemarahan pada proyeksikan dalam orang lain, contohnya pada Perawat yg selalu menjaga pasien 24 jam. Kemarahan yang tak terkendali, kadang Perawat mampu saja dihadiahi kata-istilah kasar & dituding sebagai penyebab keluargannya meninggal.

3. Bergaining ( Tawar-menawar)

Pada tahap ketiga, famili akan berandai-andai. Serta berusaha merubah realita kehilangan, dengan cara berumpama. " Dari pada anak aku yang sakit atau mati, lebih baik nyawa aku saja ambil yang kuasa. " atau andai-andai lain, " Mungkin beliau tidak akan demam, lalu mati jika aku nir membiarkannya bermain di luar rumah." Dan, masih banyak kalimat penyesalan yg timbul pada diri, menjadi bentuk daya tawar supaya keluarganya nir jadi mangkat .

4. Depresi & menarik diri

Pada tahap lanjut, jika poin 1,2 dan tiga tidak teratasi, maka mampu berlanjut pada depresi, bahkan menarik diri berdasarkan lingkungan. Lebih senang menyendiri, susah tidur dan menolak makan.

5. Acceptance ( Menerima)

Bila proses berlanjut, pada termin ke lima keluarga akan belajar mendapat fenomena. Secara perlahan akan menerima kehilangan, dan mulai membuka diri, serta merelakan kepergian orang yang disayang. Kemudian akan memetik pesan yang tersirat dari segala proses kejadian.

Kira-kira demikianlah yang dirasakan seseorang dalam menghadapi kehilangan yang digambarkan oleh Dr. Elisabeth Kübler-Ross. Teori tersebut berdasarkan penelitian dan wawancaranya pada 500 pasien dan keluarga yang sedang menghadapi penyakit di pelayanan kesehatan.

Teori proses kehilangan atau berduka ini sangat layak dipahami oleh semua orang dalam menghadapi saat kehilangan anggota keluarga atau saat pasien menerima kondisi buruk kesehatannya. Sebab, akan ada konflik di pelayanan, manakala Perawat merespon dengan reaktif tentunya akan terjadi cekcok dan adu mulut. Tapi, dipahami tentunya Perawat profesional akan bisa mengatasi serta melalui dengan smart dan care.

Terkait kasus si Ayah yang kehilangan anak di atas, penulis ikut berduka, semoga anaknya ditempatkan di sisi yang layak di akhirat. Mulanya, ketika membaca postingan beliau, penulis cukup reaktif, tapi setelah memahami, apa yang di sampaikan si Ayah di medsos dan jadi viral tersebut, penulis bisa memahami apa yang ia rasakan. Insha allah, akan berakhir manis, bahwa Perawat Indonesia teruslah merawat bangsa, meskipun dihadapkan oleh berbagai persoalan. Takdir tidak bisa dilawan. Bila tuhan berkehendak apa yang kita sayangi dan cintai bisa diambil sekejap mata.(AntonWijaya)

Menyorot Pelayanan RSUD dr Adnaan WD Melalui Duduak Basamo di Forum Kota Sehat | Bloggout

Medianers ~ Kota berukuran sedang terletak di penghujung Sumatera Barat, bernama Payakumbuh, memiliki jarak sekitar 120 KM dari Kota Padang dan sekitar 188 Km dari Kota Pekan baru. Kota yang berada di bawah pemerintahan propinsi Sumatera Barat ini selalu jadi daya tarik oleh pengunjung, karena letaknya di perlintasan antara Sumbar dan Riau. Selain itu, daya tarik alam nan indah serta sajian aneka kuliner nan lezat membuat kota Payakumbuh jadi tempat tujuan dan persinggahan wisatawan lokal maupun nasional.

Selain wisata dan Kuliner, Pemerintah Kota Payakumbuh juga selalu meraih prestasi di bidang kesehatan sejak masa kepemimpinan walikota Josrizal Zain hingga Riza Falepi. Yakni meraih predikat Kota sehat, semasa itu dinas kesehatan dikepalai oleh dr.H.Merry Yuliesday,MARS, saat ini menjabat direktur utama RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh. Semasa kepala dinas kesehatan, dr.H.Merry Yuliesday, MARS. Ia sukses menghantarkan Payakumbuh mendapat predikat Kota sehat sebanyak 3 kali dan masa kepemimpinan walikota Riza Falepi yang dinas kesehatannya dikepalai oleh Elzadaswarman,SKM,.MPPM Kota Payakumbuh kembali meraih predikat kota sehat pada akhir 2015 yang lalu.

Semua prestasi tersebut berkat dukungan seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan yang peduli akan kemajuan Kota Payakumbuh. Hal tersebut terungkap saat diadakan acara "duduak basamo" dalam sebuah forum diskusi yang digelar oleh manajemen RSUD dr Adnaan WD dengan tema " Forum Kota Sehat Peduli dengan Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh." Forum duduak basamo ini diselenggarakan di ruang pertemuan hotel Kolivera 3, Kota Payakumbuh, pada hari Senin,(18/10).

Forum duduak basamo tersebut dihadiri oleh berbagai unsur, diantaranya tampak hadir Ketua forum kota sehat sekaligus selaku Ketua LKAAM, Indra Zahar Dt. Rajo Simarajo. Dan, terlihat juga hadir Riza Ananda selaku ketua tim pembina kota sehat, saat ini menjabat sebagai kepala BAPPEDA. Dan, tentunya dihadiri oleh perwakilan kecamatan dan kelurahan, baik perwakilan dari masyarakat maupun dari aparatur pemerintahan yang bekerja dikelurahan dan kecamatan .

Saat pembukaan acara, Walikota Payakumbuh, Riza Falepi, ST,.MT,. Datuak Rajo Ka Ampek Suku menyatakan, bahwa" Program kota sehat zaman pak Josrizal Zain banyak meraih prestasi, sedangkan di zaman saya prestasi itu ditingkatkan dan berkelanjutan."

Ia menambahkan, " Hendaknya bagaimana meningkatkan program Sustainable (berkelanjutan). Maknanya bagaimana kita meningkatkan kehidupan sehat. Kemudian bagaimana menggalakkan tindakan pencegahan penyakit secara berkelanjutan."

Walikota mencontohkan, masih banyak yang takut memeriksakan kesehatannya, seperti mengecek darah di laboratorium pelayanan kesehatan misalnya, padahal mengetahui kondisi kesehatan dini ini, sangat penting dalam pencegahan penyakit.

Harapan walikota dalam forum kota sehat ini,  yakni menciptakan program pencegahan penyakit dan membangun pola hidup sehat. Sehat itu tidak harus kaya, sehat itu tidak harus begini, begitu. Sering kita lupa, saat sehat mengurus persyaratan BPJS misalnya, ketika sakit menyalahkan keadaan. Hendaknya, Sehat itu budaya kita, dan sehat itu bagian dari gaya hidup kita." Demikian harap Walikota seraya mengakhiri pidato.

Ketua forum kota sehat sekaligus selaku Ketua LKAAM, Indra Zahar Dt. Rajo Simarajo menyatakan sikap di podium, bahwa " Kita selalu mendukung masyarakat berprilaku hidup sehat dan mendukung program-program kesehatan pemerintah kota Payakumbuh demi tercapainya Kota Payakumbuh sehat."

Selesai kata sambutan, diskusi panel pun dibuka oleh Riza Ananda. Ia berkedudukan sebagai ketua tim pembina kota sehat. Dan mempersilahkan narasumber, yakni dr.Merry Yuliesday,MARS selaku direktur utama RSUD dr Adnaan WD Payakumbuh memaparkan tentang RSUD dr Adnaan WD. Dokter Merry Yuliesday menjelaskan sejak tahun 2007 hingga 2016 terjadi peningkatan signifikan baik pendapatan maupun pembangunan, serta pengembangan fasilitas di RSUD dr Adnaan WD.

Dokter Merry Yuliesday juga memaparkan, bahwa kunjungan tiap harinya di poli umum mencapai 300-400 orang, yang mana fasilitas dan loket pelayanan kewalahan menampungnya. Kemudian, direktur utama itu menjelaskan melalui gambar " power poin" tentang pengembangan dan fasilitas yang sedang dibenahi di RSUD dr Adnaan WD.

Narasumber berikutnya adalah Dahidin, Kepala BPJS Kota Payakumbuh, ia menyampaikan bahwa jumlah penduduk kota Payakumbuh sebanyak 127.000 lebih, peserta BPJS hanya19 persen dari jumlah total penduduk tersebut. Artinya, masih banyak masyarakat yang belum memanfaatkan pelayanan BPJS. Kemudian, Dahidin juga memaparkan tentang program pelayanan BPJS dan kendala yang dihadapi saat ini.

Di sesi tanya jawab, perwakilan forum kota sehat, dari Payakumbuh timur mengeluhkan, bahwa semua pelayanan ditanggung asuransi BPJS. Tapi, bila peserta kecelakaan dan berobat, terkesan dipersulit, pihak rumah sakit menyatakan biaya pengobatan tidak ditanggung oleh BPJS. Dan, BPJS sendiri menyuruh minta klaim ke Jasa raharja. Di jasa raharja, peserta disuruh ke pihak kepolisian minta data dan surat keterangan pada kepolisian. Di kepolisian juga perlu melakukan pengkajian dan menghadirkan motor serta surat-surat lainnya. Artinya, kondisi demikian sangat menguras waktu dan tenaga, sementara peserta BPJS butuh pertolongan cepat. Terkesan birokrasi pakai kartu BPJS dipersulit, terkhusus pada kasus kecelakaan.

Tanggapan Dahidin selaku kepala BPJS, bahwa prosedur demikian karena ketentuan peraturan perundangan yang mengatur, bahwa prosedur berobat kecelakaan menggunakan kartu BPJS akan terkait dengan pihak asuransi jasa raharja dan pihak kepolisian. Aturan demikian bukan BPJS yang membuat.

Kemudian masukan juga dialamatkan kepada RSUD dr Adnaan WD oleh beberapa peserta yang namanya tidak ia sebutkan saat bertanya, seperti mengeluhkan lamanya antrian saat di poliklinik dan keluhan tentang pelayanan petugas yang tidak ramah terhadap pasien, terkhusus yang disorot pelayanan yang tidak memberikan senyuman layaknya pegawai hotel.

Semua keluhan, ditanggapi dengan bijak oleh dr.Merry Yuliesday, bahwa kondisi yang berbeda sasaran pelayanan.  Di hotel melayani orang sehat, sedangkan di rumah sakit yang dilayani orang sakit. Situasinya sangat berbeda. Namun, itu akan kita benahi secara bertahap. Kemudian terkait antrian, tidak dipungkiri bahwa, lahan RSUD dr Adnaan WD semakin sempit, karena banyaknya kunjungan, kedepannya akan diperbaiki dengan cara menerapkan sistim antrian berbasis digital. Untuk tidak lanjutnya butuh pengkajian, metode apa yang paling tepat digunakan untuk mengatasi masalah antrian yang mengular tersebut.

Masih banyak keluhan dari peserta forum yang hadir, pada dasarnya berharap terjadinya perubahan pelayanan yang memuaskan pasien, keluarga dan masyarakat. Keluhan dan masukan juga di dengar oleh segenap karyawan RSUD dr Adnaan WD yang hadir, mulai dari seluruh kepala ruangan, Kabid Keperawatan, Kabag Penunjang, Kabag Aklap, Kabag Umum dan Kepegawaian, Direktur Pelayanan dan Penunjang, serta masukan tersebut juga di dengar oleh Komite medik, Komite Keperawatan, dan SPI.

Direktur utama mengakomodir semua masukan dan saran dari seluruh peserta forum, serta berharap RSUD dr Adnaan WD terus mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk lebih baik kedepannya. (AntonWijaya)

Pelatihan Perawat OK Desember 2016| Bloggout

Pelatihan Perawat Kamar Bedah ini terbatas untuk 40 orang peserta. Bagi Perawat OK yang berminat, silahkan Daftar segera dan "save asdanquot; gambar di bawah ini buat menerima informasi lanjut.

Pelatihan TOT BTCLS Penata Anestesi| Bloggout

Medianers ~ Ikatan Penata Anestesi Indonesia ( IPAI ) menyelenggarakan Pelatihan TOT BTCLS bagi Penata Anestesi pada tanggal 13 sampai dengan 20 Desembaer 2016, bertempat di Bapelkes Batam. Jl.Marina City, Tanjung Uncang, Sekupang- Batam, Provinsi Kepulauan Riau.

Pelatihan-TOT-BTCLS-Penata-Anestesi

Target peserta pelatihan merupakan Penata Anestesi yang berada pada semua Indonesia. Tujuan generik dari Pelatihan TOT BTCLS Penata Anestesi adalah peserta bisa melakukan penatalaksanaan kegawat daruratan akibat trauma, gangguan kardiovaskuler dan pernafasan serta menjadi pelatih profesional, & sanggup menerapkan ilmu yg diperoleh pada seluruh pelayanan kesehatan. Informasi selengkapnya, silahkan lihat berita dalam gambar.

Pelatihan-TOT-BTCLS-Penata-Anestesi

Respon Perawat RSUD dr Adnaan WD Hadapi Ujian Kompetensi| Bloggout

Hal demikian "tertangkap kamera" sang medianers, beberapa orang Perawat Instalasi Bedah Sentral sibuk berdiskusi dan belajar bersama semenjak 3 hari terakhir. Puncaknya, pagi minggu, (6/11) dua jam menjelang ujian kompetensi.

Muhammad Idral mengaku pada medianers, " Sejak diumumkan akan terdapat ujian kompetensi, aku sibuk mencari materi konsep keperawatan, sebagai persiapan ujian."

Demikian jua dirasakan Ane Boekit, Amd.Kep, beliau bersemangat mencari surat keterangan terkait materi ujian kompetensi di internet yg telah dia salin ke catatan mini ."

"Sejak 3 hari yang kemudian telah Ane siapkan materi bacaan buat menghadapi ujian ini bang." Tutur Ane Boekit dalam medianers.

Ujian dibagi menjadi tiga sesi dan 1 sesi peserta sebanyak 63 orang. Pasca ujian kompetensi, yang berlangsung pukul 08.00 - 12.00 wib, Minggu (6/11).

Di sesi ke 2 ujian, medianers menanyai galat seorang peserta, yaitu Usman, B.Sc . Ia dinas di poliklinik bedah. Sudah 25 tahun mengabdi di RSUD dr Adnaan WD. Pengakuannya semenjak bekerja, baru kali ini beliau pada uji.

"Saya suka sekali diadakan ujian ini, selama ini kan belum pernah. Beberapa hari sebelum ujian, aku pulang belajar dan buka kitab hadapi ujian ini." Jelasnya.

Pak Usman terlihat semangat dan antusias mengahadapi ujian, bahkan dia paling terakhir mengumpulkan lbr jawaban dibanding peserta lainnya. Ia berusaha maksimal mengisi lbr jawaban.

Menanggapi respon Pak Usman demikian , Ns Novera Akmal, S.Kep menjadi Ketua Komite Keperawatan sangat senang mendengar pengakuan Pak Usman.

"Ternyata teman-teman Perawat mempersiapkan diri dengan belajar mandiri. Artinya, ujian kompetensi ini diharapkan akan bisa menaikkan kompetensi Perawat pada RSUD dr Adnaan WD."Tuturnya.

Sedangkan Kabid Keperawatan, Desmawati,S.Kp tersenyum simpul mendengar pengakuan pak Usman.

"Semoga dengan diselenggarakan ujian kompetensi ini, akan membawa kebaikan kepada segenap tenaga keperawatan. Perlu diketahui,   Ujian kompetensi ini, tidak bermaksud mencari juara atau pemenang. Tapi, mencari tau apa kekurangan tenaga keperawatan yang perlu dibenahi kedepannya. Bila ada peserta yang gagal, maka akan prioritas diberi pembinaan berupa pendidikan dan pelatihan." Tutup Desmawati menyikapi.(AntonWijaya)

Di RSUD dr Adnaan WD, Perawat dan Bidan Hadapi Ujian Kompetensi| Bloggout

Muara Kredensial yakni dilakukannya uji kompetensi pada Perawat & Bidan yg bekerja di RSUD dr Adnaan WD buat mengetahui apakah peserta yang di uji kompeten atau belum kompeten.

Desmawati, SKp. Selaku Kepala Bidang Keperawatan RSUD dr Adnaan WD jelang ujian, minggu (6/11) berkata pada medianers, "Ujian kompetensi diselenggarakan buat menilai serta memverifikasi tenaga keperawatan (red: Perawat dan Bidan) apakah mereka kompeten atau belum kompeten."

Desmawati menambahkan, " Ujian kompetensi ini, tidak bermaksud mencari kampiun atau pemenang. Tapi, mencari tau apa kekurangan energi keperawatan yg perlu dibenahi kedepannya. Jika terdapat peserta yg gagal, maka akan prioritas diberi training berupa pendidikan dan training."

Senada dengan Kabid Keperawatan, Ns.Bismar,S.Kep selaku ketua mutu Keperawatan memberi bocoran kisi-kisi ujian, yakni terkait komunikasi & etika keperawatan, dan tindakan teknis keperawatan.

Hal serupa diakui pula oleh ketua Kredensial. Ns.Rita Darmita,S.Kep, " Ujian kompetensi tidak perlu ditakuti oleh Perawat dan Bidan. Karena  program ini diatur oleh Kemenkes yang perlu kita terapkan berkelanjutan."

Salah seseorang peserta ujian, Usman,B.Sc perawat senior di poliklinik bedah, telah 25 tahun mengabdi di RSUD dr Adnaan WD mengaku, "aku suka sekali diadakan ujian ini, selama ini kan belum pernah. Saya balik belajar & buka kitab hadapi ujian," pungkasnya, waktu media ini menanyakan reaksi diselenggarakan ujian kompetensi.

Di ruang ujian, di lantai dua Instalasi Gawat Darurat, RSUD dr Adnaan WD tampak hadir Ns.Novera Akmal, S.Kep. Selaku ketua Komite Keperawatan, dia jua ikut ujian kompetensi.

Saat dimintai kabar, dia membicarakan, "ujian kompetensi ini wajib , tanpa kecuali bagi semua anggota komite keperawatan (red: energi keperawatan) , yakni Perawat dan Bidan sebesar 220 orang yang bekerja pada RSUD dr Adnaan."

"Hasil ujian kompetensi ini, nantinya sebagai bahan dasar buat menentukan wewenang klinis perawat dan bidan. Kedepannya, uji kompetensi terus kita selenggarakan buat mempertinggi kompetensi perawat dan bidan," kata Novera Akmal.

Terpisah, dr.Merry Yuliesday, MARS. Direktur utama RSUD dr Adnaan WD mendukung dan apresiasi panitia penyelenggara ujian yg sudah melaksanakan program kredensial sebagaimana mestinya. Program Kredensial juga bagian menurut persiapan akreditasi tempat tinggal sakit yg planning tahun 2017 RSUD dr Adnaan WD akan dinilai tim akreditasi KARS pusat.(AW)

Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 Dan Penilaiaannya| Bloggout

Apa itu Akreditasi Rumah Sakit ?

Suatu pengakuan yg diberikan pemerintah pada Rumah Sakit karena telah memenuhi baku yang dipengaruhi.

Apa Tujuan Akreditasi Rumah Sakit ?

  1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan  pelayanan kesehatan
  2. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan Rumah Sakit dan SDM di Rumah Sakit
  3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan Rumah Sakit
  4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,masyarakat, dan SDM Rumah Sakit
  1. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di Rumah Sakit
  2. Terlindunginya pasien/masyarakat dari layanan kesehatan yang tidak bermutu
  3. Sebagai salah satu syarat peningkatan kelas Rumah Sakit
  4. Peningkatan kesejahteraan Rumah Sakit

Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 terdapat 15 BAB/ Kelompok Kerja (Pokja), 323 baku dan 1218 elemen penilaian (EP), antara lain :

  1. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) : Standar 6 dan Elemen penilaian 24;
  2. Hak Pasien dan Keluarga (HPK) : Standar 30, Elemen penilaian 100;
  3. Pendidikan Pasien dan Keluarga (PPK): Standar 7, Elemen penilaian 28;
  4. Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP): Standar 23 , Elemen penilaian 88;
  5. Sasaran Millenium Development Goals (MDGs): Standar 3, Elemen penilaian 19;
  6. Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan (APK): Standar 23, Elemen penilaian 85;
  7. Asesmen Pasien (AP): Standar 44, Elemen penilaian 184;
  8. Pelayanan Pasien (PP): Standar 22 , Elemen penilaian 74;
  9. Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB): Standar 14, Elemen penilaian 51;
  10. Manajemen Penggunaan Obat (MPO): Standar 21, Elemen penilaian 84;
  11. Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI): Standar 28, Elemen penilaian 109;
  12. Kualifikasi dan Pendidikan Staff (KPS): Standar 24, Elemen penilaian 99;
  13. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI): Standar 24, Elemen penilaian 83;
  14. Tata Kelola, Kepemimpinan dan Pengarahan (TKP): Standar 27, Elemen penilaian 98;
  15. Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK): Standar 27, Elemen penilaian 92.

Proses dan Cara Penilaian Akreditasi Rumah Sakit| Bloggout

  1. Wawancara : Pada pimpinan Rumah Sakit - Pada staf Rumah Sakit - Pada pasien dan keluarga (minimal 4)
  2. Observasi : Fasilitas, alat, prosedur tindakan, dll
  3. Kelengkapan dokumen : Kebijakan / SK, pedoman, Standar Prosedur Operasional (SOP) / Protap, bukti pelaksanaan kegiatan, program kerja, laporan harian, laporan bulanan/harian, dll.
  1. Tim penilai (surveyor) akan berada di Rumah Sakit selama kurang lebih 3 hari, yang terdiri dari 3 orang (manajemen, medis dan keperawatan)
  2. Pimpinan Rumah Sakit mempresentasikan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien Rumah Sakit
  3. Dilanjutkan telaah dokumen, telaah rekam medik tertutup dan telaah rekam medik terbuka serta survey lapangan
  4. Penilaian lapangan ditekankan pada telusur pasien untuk di wawancarai/ observasi langsung atas pelayanan kesehatan yang telah/sedang/akan diterima pasien.
  5. Dalam waktu yang bersamaan, kelengkapan dokumen akreditasi juga di observasi dan ditanyakan pada jajaran staf dan pimpinan Rumah Sakit.
  6. Temuan atas ketidaklengkapan dokumen/ kekurangan mutu pelayanan harus diperbaiki saat itu setelah mendapat rekomendasi surveyor.
  7. Telusur lingkungan terhadap fasilitas Rumah Sakit
  8. Telusur KPS
  9. Presentasi FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), Pedoman Praktik Klinis / Clinical Pathways, Risk Manajemen Dan IKP (Insiden Keselamatan Pasien)
  10. Wawancara Pimpinan
  11. Exit Conference

Ada 4 kriteria hasil penilaian terhadap Elemen Penilaian (EP), antara lain :

  • Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban “ya” atau “selalu”, atau dapat menjawab sesuai dengan konteks pertanyaan
  • Melalui observasi dokumen, ditemukan minimal 9 dari 10 dokumen yang diminta atau 90 % dokumen lengkap
  • Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan minimal 4 bulan terakhir dari masa penilaian

B. Tercapai sebagian  (skor 5)

  • Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban “tidak selalu” atau “kadang-kadang”,
  • Melalui observasi dokumen, ditemukan 50 sampai 89 % dokumen yang diminta
  • Bukti dipenuhinya persyaratan  hanya  dapat ditemukan di sebagian  daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada
  • Kebijakan/prosedur dapat dilaksanakan tetapi tidak dapat dipertahankan
  • Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan 1 - 3 bulan terakhir dari masa penilaian.

C. Tidak tercapai (skor 0)

  • Melalui wawancara baik pada pasien/keluarga dan staf ditemukan jawaban “jarang” atau “tidak pernah”
  • Melalui observasi dokumen, ditemukan < 50% dari dokumen yang diminta
  • Bukti dipenuhinya persyaratan  tidak   dapat ditemukan di daerah/unit kerja dimana persyaratan harus ada
  • Kebijakan / proses  ditetapkan tetapi tidak dilaksanakan
  • Melalui observasi bukti pelaksanaan, kegiatan/tindakan sudah berjalan hanya ≤ 1 bulan terakhir dari masa penilaian
  • Tidak dapat diterapkan

Sebuah EP dinilai “tidak dapat  diterapkan” jika persyaratan dari EP tidak dapat diterapkan di Rumah Sakit (contohnya, Rumah Sakit tidak melakukan riset, tidak ada donasi organ). Nilai skor akan diakumulasikan pada masing-masing standar yang terdapat dalam bab untuk menentukan apakah suatu standar telah mencapai batas yang telah ditentukan. EP dinilai dalam skore, sedangkan standard dan bab/grup dinilai dalam persen (%).

Bagi Rumah Sakit yg sudah lulus akreditasi versi 2012 akan di katagorikan ke dalam 4 tingkatan, seperti tabel berikut :

Pelatihan Hiperkes Bagi Dokter, Perawat, Bidan| Bloggout

Menyeluruh mempunyai maksud bahwa setiap perusahaan melalui organisasinya harus berperan proaktif dalam menyelenggarakan usaha-usaha preventif buat menuntaskan segala perkara kesehatan dilingkungan kerja, mengidentifikasi dan mengendalikan potensi bahaya yg terdapat selain untuk mencegah Penyakit Akibat Kerja (PAK) serta memantau pelaksanaan program K3 lainnya.

Pentingnya sertifikasi kesehatan kerja atau hiperkes bagi dokter dan perawat perusahaan diatur pemerintah melalui PERMENAKERTRANS No. 01 tahun 1976 mengenai Wajib Latih Hiperkes bagi dokter perusahaan dan PERMENAKERTRANS No. 01 tahun 1979 mengenai harus Latih Hiperkes bagi paramedis ( Perawat & Bidan) perusahaan.

  1. Untuk mendapatkan sertifikasi sebagai Paramedis dan Dokter Hiperkes.
  2. Untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keselamatan kerja perusahaan dan sebagai pemenuhan peraturan perundangan.
  1. Peraturan perundang-undangan kesehatan kerja
  2. Dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja
  3. Hazards Fisik, biologi, kimia, psikologi dan ergonomi
  4. Penyakit akibat kerja
  5. SMK3 dan Sistem Manajemen K3
  6. Sanitasi Industri
  7. Pelaporan kesehatan kerja
  8. Gizi Kerja dan Produktifitas kerja
  9. Toxikologi Industri
  10. Higyene Industri, termasuk Pengelolaan limbah
  11. Program Jamsostek

Pelatihan hiperkes berlangsung berdasarkan tanggal 21 November s.D 26 November 2016 (Bagi Dokter, Dokter Gigi).

Tanggal 21 November s.D 26 November 2016 (Bagi Perawat, Bidan).

Tempat: Balai Hiperkes dan Kesehatan Kerja Jogjakarta. Alamat: JL. Ireda NO 38 Yogyakarta 55152

Durasi Pelatihan Hiperkes

Dokter : 8 jam efektif, 6 hari kerja. Waktu : Pukul 08.00 ? 16.00 WIB.

Sertifikasi Pelatihan

Sertifikat Hiperkes dimuntahkan sang Pusat K3 (Depnakertrans) Jakarta, akan diberikan kepada mereka yang lulus ujian dengan nilai minimal 60%, paling lambat 1 bulan selesainya training.

Informasi lengkap, silahkan baca brosur atau hubungi Contact Person berikut:Lina (0856 2717 672). Toto Dinar W No.Hp/ Whatsapp:(0815 1607 192).

2 Hal Ini Perlu Diajarkan Perawat Pada Pasien Jelang Operasi | Bloggout

Medianers ~ Banyak edukasi ringan yang perlu diajarkan oleh Perawat di bangsal perawatan pada pasien. Terutama terkait dengan tindakan preventif dan promotif. Diantaranya adalah mengajarkan pasien teknik latihan nafas dalam dan latihan batuk efektif. Bila latihan tersebut diajarkan dan pasien bisa, tentunya sangat bermanfaat bagi pasien setelah operasi. Uraiannya sebagai berikut:

Perawat Perlu Ajarkan Teknik Latihan Nafas Dalam Pada Pasien

Latihan nafas dalam sangat bermanfaat bagi pasien untuk mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu pasien relaksasi sehingga pasien lebih mampu beradaptasi dengan nyeri dan dapat meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum. Dengan melakukan latihan tarik nafas dalam secara efektif dan benar maka pasien dapat segera mempraktekkan hal ini segera setelah operasi sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien.

Latihan nafas dalam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan tangan di atas perut, hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. Lakukan hal ini berulang kali (15 kali). Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.

Perawat Perlu Ajarkan Latihan Batuk Efektif Pada Pasien

Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi klien terutama klien yang mengalami operasi dengan anstesi umum. Karena pasien akan mengalami pemasangan alat bantu nafas selama dalam kondisi terbius. Sehingga ketika sadar pasien akan mengalami rasa tidak nyaman pada tenggorokan. Terasa banyak lendir kental di tenggorokan. Latihan batuk efektif sangat bermanfaat bagi pasien setalah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret tersebut. Pasien dapat dilatih melakukan teknik batuk efektif dengan cara, sebagai berikut :

Pasien condong ke depan dari posisi semifowler, jalinkan jari-jari tangan dan letakkan melintang di atas incisi sebagai bebat ketika batuk. Kemudian pasien nafas dalam seperti cara nafas dalam (3-5 kali). Segera lakukan batuk spontan, pastikan rongga pernafasan terbuka dan tidak hanya batuk dengan mengandalkan kekuatan tenggorokan saja karena bisa terjadi luka pada tenggorokan. Hal ini bisa menimbulkan ketidaknyamanan, namun tidak berbahaya terhadap incisi. Ulangi lagi sesuai kebutuhan. Jika selama batuk daerah operasi terasa nyeri, pasien bisa menambahkan dengan menggunakan bantal kecil atau gulungan handuk yang lembut untuk menahan daerah operasi dengan hati-hati sehingga dapat mengurangi guncangan tubuh saat batuk.( Editor: AW/ Dihimpun dari berbagai sumber)

Tata Laksana Pemakaian Gelang Berdasarkan Warna (Identifikasi Pasien)| Bloggout

Medianers ~ Semua pasien rawat inap atau rawat jalan, IGD dan yang akan menjalani suatu prosedur atau tindakan harus diidentifikasi dengan benar selama menjalani masa perawatan di Rumah sakit. Tujuannya adalah untuk mencegah salah pasien, salah tindakan dan salah prosedur. Untuk itu, pasien wajib di identifikasi berdasarkan warna gelang yang melekat di tubuhnya.

Pasien rawat inap wajib menggunakan gelang bukti diri. Di gelang identitas wajib ditulis tiga (tiga) data penting, antara lain:

  1. Nama pasien,
  2. Tanggal lahir
  3. Nomor Rekam Medis (Medical Record / MR)
Pemakaian Gelang Identitas Pasien Dibedakan Berdasarkan Warna, antara lain:
  1. Merah muda untuk pasien berjenis kelamin perempuan
  2. Biru muda untuk pasien berjenis kelamin laki-laki.
  3. Merah untuk pasien alergi obat-obatan
  4. Kuning untuk pasien dengan risiko jatuh
  5. Hijau untuk pasien alergi latek
  6. Ungu untuk pasien DNR (Do Not Resusitation)
  7. Abu-abu untuk pasien dengan pemasangan bahan radioaktif (kemoterapi)
  8. Putih untuk pasien dengan kondisi jenis kelamin ganda (ambigu)

Seluruh staf tempat tinggal sakit wajib tahu & menerapkan mekanisme identifikasi pasien. Dan, memastikan identifikasi pasien yg sahih ketika pemberian obat, darah, atau produk darah, pengambilan darah & spesimen lain buat pemeriksaan klinis ; atau pemberian pengobatan dan melaporkan insiden galat identifikasi, termasuk hilangnya gelang bukti diri.

Prosedur Pemakain Gelang Identitas
  1. Semua pasien harus diidentifikasi dengan benar sebelum pemberian obat, darah atau produk darah; pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis, atau pemberian pengobatan.
  2. Pakaikan Gelang Identitas di pergelangan tangan pasien yang dominan, jelaskan dan pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman untuk pasien.
  3. Pada pasien dengan fistula arterio-vena (pasien hemodialisis), Gelang Identitas tidak boleh dipasang di sisi lengan yang terdapat fistula.
  4. Jika tidak dapat dipakaikan di pergelangan tangan, pakaikan di pergelangan kaki. Pada situasi di mana tidak dapat dipasang di pergelangan tangan atau kaki maka dapat menggunakan identitas yang ditempelkan pada tubuh pasien. Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien dan harus selalu menyertai pasien sepanjang waktu, dapat juga dilakukan dengan menggunakan tali dan kalungkan pada leher.
  5. Pada kondisi nama identitas tidak dapat dipasang menggunakan gelang, maka nama dipasang / ditempal pada badan pasien menggunakan perekat transparan / tembus pandang. Hal ini harus dicatat di rekam medis pasien
  6. Gelang Identitas hanya boleh dilepas saat pasien keluar atau pulang dari Rumah Sakit.
  7. Detail lainnya adalah warna Gelang Identitas sesuai jenis kelamin pasien.
  8. Nama tidak boleh disingkat. Nama harus sesuai dengan yang tertulis di rekam medis.
  9. Jangan pernah mencoret dan menulis ulang di Gelang Identitas.
  10. Ganti Gelang Identitas jika terdapat kesalahan penulisan data.
  11. Jika Gelang Identitas terlepas, segera berikan Gelang Identitas yang baru.
  12. Gelang Identitas harus dipakai oleh semua pasien selama perawatan di Rumah Sakit.
  13. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien.
  14. Periksa ulang tiga detail data di Gelang Identitas sebelum dipakaikan ke pasien.
  15. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka, misalnya: ‘Siapa nama Anda?/ nama ibu / bapak siapa ?’ (jangan menggunakan pertanyaan tertutup seperti ‘Apakah nama anda Ibu Susi?’)
  16. Jika pasien tidak mampu memberitahukan namanya (misalnya pada pasien tidak sadar, bayi, disfasia, gangguan jiwa), verifikasi identitas pasien kepada keluarga / pengantarnya. Jika mungkin, Gelang Identitas jangan dijadikan satu-satunya bentuk identifikasi sebelum dilakukan suatu intervensi.
  17. Tanya ulang nama dan tanggal lahir pasien, kemudian bandingkan jawaban pasien dengan data yang tertulis di Gelang Identitasnya.
  18. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur menggunakan 1 Gelang Identitas.
  19. Pengecekan Gelang Identitas dilakukan tiap kali pergantian jaga perawat.
  20. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi pasien dengan benar dan pastikan Gelang Identitas terpasang dengan baik.
  21. Unit yang menerima transfer pasien harus menanyakan ulang identitas pasien dan membandingkan data yang diperoleh dengan yang tercantum di Gelang Identitas.
Bagaimana Pasien Rawat Jalan, Apakah Harus Pakai Gelang Identitas?

Tidak perlu memakai Gelang Identitas buat pasien Rawat Jalan. Sebelum melakukan suatu prosedur atau terapi, energi kesehatan wajib menanyakan bukti diri pasien berupa nama dan lepas lahir pasien & atau nomor MR. Data ini wajib dikonfirmasi menggunakan yang tercantum pada rekam medis pasien.

Jika pasien acum berdasarkan dokter umum / puskesmas / layanan kesehatan lainnya, surat rujukan harus berisi bukti diri pasien berupa nama lengkap, tanggal lahir & alamat. Jika data tidak ada maka harus dilakukan konfirmasi terhadap pasien / pengantar pasien. Seandainya, pasien rawat jalan nir dapat mengidentifikasi dirinya sendiri, verifikasi data dengan cara menanyakan ke keluarga / pengantar pasien.

Bagaimana Dengan Pasien Nama Sama Di Ruang Rawat Inap?

Jika terdapat pasien dengan nama yang sama, harus diinformasikan kepada perawat yang bertugas setiap kali pergantian jaga (shift). Berikan label / penanda berupa bintang merah di ujung kanan atas ‘pasien dengan nama yang sama’ di lembar pencatatan, lembar obat-obatan, dan lembar tindakan.

Kartu bertanda (warna merah) kartu ditempel pada papan tempat tidur pasien agar petugas dapat memverifikasi identitas pasien. Dan, Perawat penanggung jawab pasien idealnya dibedakan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan.

Bagaimana Dengan Label Pasien Yang Identitasnya Tidak Diketahui?

Pasien akan dilabel menurut prosedur Rumah Sakit setempat sampai pasien dapat diidentifikasi dengan benar. Contoh pelabelan yang diberikan berupa Jenis Kelamin :  Pria/Wanita (Tn./Ny.An/By) X, dengan mencantumkan tanggal, Bulan dan tahun kejadian. Dengan penjelasan sebagai berikut :

  1. Dua angka digit pertama adalah tanggal kejadian pasien tanpa identitas ditemukan
  2. Dua angka digit kedua adaalah bulan kejadian pasien tanpa identitas ditemukan
  3. Dua angka digit ketiga adalah tahun kejadian pasien tanpa identitas ditemukan
  4. Tiga angka digit terakhir adalah nomor urut kejadian pasien tanpa identitas ditemukan di hari itu
  5. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan Gelang Identitas baru dengan identitas yang benar.
Apakah Pasien Yang Meninggal Perlu Identifikasi Identitas?

Pasien yg mangkat di ruang rawat Rumah Sakit harus dilakukan konfirmasi terhadap identitasnya menggunakan Gelang Identitas & rekam medis (menjadi bagian dari proses verifikasi kematian). Semua pasien yg sudah mangkat wajib diberi identifikasi serta satu salinan surat kematian harus ditempelkan pada kain epilog / berdekatan dengan jenazah. Sedangkan salinan ke 2 ke famili buat mengurus pemakaman, salinan ketiga disimpan pada rekam medis pasien.

Prosedur Melepas Gelang Identitas

Gelang Identitas hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari Rumah Sakit. Yang bertugas melepas Gelang Identitas adalah Perawat shif yang bertanggung jawab terhadap pasien selama dirawat di Rumah Sakit. Gelang Identitas dilepas setelah semua proses selesai dilakukan. Proses tersebut meliputi :

  1. Pemberian / penyerahan obat-obatan kepada pasien dan pemberian penjelasan mengenai rencana perawatan selanjutnya kepada pasien dan keluarga.
  2. Gelang Identitas yang sudah tidak dipakai harus digunting dan gelang bayi disertakan saat pulang bersama dengan data – data lain dan untuk pasien anak dan dewasa kemudian gelang yang telah digunting dapat dibuang ketempat sampah / dibawa pulang jika pasien menghendaki .
  3. Terdapat kondisi-kondisi yang memerlukan pelepasan Gelang Identitas sementara, saat masih dirawat di Rumah Sakit, misalnya lokasi pemasangan Gelang Identitas mengganggu suatu prosedur. Segera setelah prosedur selesai dilakukan, Gelang Identitas dipasang kembali.

Contoh Form Penolakan Resusitasi (DNR) Di Rumah Sakit| Bloggout

Dokumen yang dimaksud adalah berupa dokumen kebijakan penolakan resustasi yang disahkan oleh direktur tempat tinggal sakit mengacu pada Peraturan direktur Rumah Sakit. Kemudian, adanya formulir penolakan resustasi yg wajib pada isi oleh pasien/ famili dan petugas menjadi bentuk bukti otentik yang didokumentasikan pada file/ status pasien.

Contoh formulir penolakan resustasi (DNR):

STIKes Perintis Gelar Seminar Update Keperawatan Bencana| Bloggout

Keynote Speaker seminar keperawatan tentang bala ini direncanakan, diantaranya, Prof.Dr.H. Irwan Prayitno, Psi, M.Sc terkait Kebijakan pemerintah propinsi Sumbar tentang bencana ( menunggu konfirmasi).

Selanjutnya, pemateri lainnya Prof. Achir Yani S. Hamid, MN. DN.Sc menurut Universitas Indonesia, materi yang akan disampaikan Sendai Framework dan Peran Perawat.

Kemudian, materi tentang Peran Perawat dalam strategi preparednes berbasis ketahanan masyarakat mengurangi resiko bencana akan dibawakan oleh Ns.Budhi Mulyadi, M.Kep,.Sp.Kep,.Kom. Narasumber terakhir disampaikan oleh Ns.Yaslina, M.Kep. Sp.Kep.Kom dari STIKes Perintis Bukittinggi, materinya Keperawatan disaster dan implikasinya terhadap mahasiswa keperawatan.

Bagi pembaca yang berminat mengikuti seminar "Update Keperawatan Bencana (Disaster Risk Reduction)" silahkan hubungi kontak Ns. Falerisiska Yunere, M.Kep (0813 7473 7931) dan Ns. Aldo Yuliano, S.Kep. MM ( 0813 6333 3610) serta Ns.Elidawati, S.Kep (0813 6330 4708), Yuliguspendi,SE (0813 6348 9722).

Kendala Pengurusan STR Online| Bloggout

Medianers ~ Wajib disyukuri, MTKI telah meluncurkan tanggal 1 maret 2016 sebuah situs tempat mendaftar STR secara online bagi tenaga kesehatan.

"Program STR secara online ini bertujuan supaya pelayanan registrasi sebagai lebih cepat, dan dapat terintegrasi antara MTKI, MTKP dan Organisasi Profesi. Reporting STR Online dapat dilakukan secara real time." Demikian kalimat yg medianers kutip menurut depkes.Go.Id terkait tujuan adanya situs beralamat pada mtki.Kemkes.Go.Id.

Update : Cara Registrasi STR Online Terbaru, Versi 2.0 KTKI

Praktek dilapangan, ternyata situs MTKI dimaksud belum bisa menaruh solusi seperti diharapkan, masih poly masih ada kendala bagi tenaga kesehatan ketika registrasi. Maknanya, tujuan mempermudah belum tercapai.

Keluhan terungkap, ketika medianers memposting tutorial " Cara registrasi STR online tenaga kesehatan. Banyak pengunjung meninggalkan komentar serta mengirim pesan pribadi terkait tidak responnya aplikasi berbasis web tersebut menanggapi, seperti saat pendaftaran sulit mendapatkan pin atau "kode berkas" serta tidak bisa "cek status" apakah sudah teregistrasi atau belum.

Kemudian, koordinasi antara pendaftar dengan MTKP asal propinsi pendaftar berdomisili juga terbilang rumit, karena ketidak tahuan alamat kemana berkas dikirim.  Selain itu, tidak adanya petunjuk bagaimana cara mengedit bila pendaftar salah memasukan data. Serta bagaimana cara mengatasi bila pilihan data tidak ada di web. Seperti nama kampus, dan lain-lain

Permasalahan dan kendala ini bila tidak di atasi, pastinya web MTKI tidak ada gunanya alias mubazir. Tenaga kesehatan akan enggan mendaftar, karena dianggap sia-sia dan buang waktu. Hendaknya pengelola situs MTKI mencantumkan support contact di web, kapan perlu ada admin chat online tiap hari di jam kerja. Bila pendaftar ada keluhan, admin dapat memandu cara pendaftaran yang baik dan benar, serta bisa memberikan jalan keluar yang baik. Sekian.(AntonWijaya)

Penyebab, Tanda Gejala Batu Empedu (Cholelitiasis)| Bloggout

Medianers ~ Kantong empedu merupakan organ kecil yang menyimpan cairan empedu, yaitu cairan pencernaan yang dibuat di hati. Kantong empedu atau kandung empedu memiliki makna sama, yakni organ kecil yang terletak di bawah hati.

Batu empedu bisa menumpuk pada pada kantong empedu. Banyak orang mempunyai batu empedu, tapi tidak pernah tahu akan hal itu. Batu empedu merupakan endapan keras pada kandung empedu.

Apa Penyebab Batu Empedu?

Kandung empedu perlu mengosongkan cairan empedu sebagai sehat supaya berfungsi dengan baik. Jika gagal buat mengosongkan isi empedu, maka empedu sebagai terlalu terkonsentrasi, yg mengakibatkan batu.

Komposisi Batu empedu terdiri dari kolesterol, garam, atau bilirubin, yang dibuang sang sel-sel darah merah. Batu empedu aneka macam ukuran. Batu empedu ukurannya bisa sekecil butiran pasir atau 10 kali lebih akbar berdasarkan pasir.

Komponen dalam empedu dapat mengkristal dan mengeras di dalam kandung empedu, yang mengarah ke batu empedu. Menurut Harvard Health Publications, 80 persen batu empedu terbuat dari kolesterol. 20 persen lainnya terbuat dari garam kalsium dan bilirubin. Ini dikenal sebagai batu pigmen.

Batu empedu bisa terbentuk lantaran terlalu banyak kolesterol pada kantong empedu yang disekresikan oleh hati.Jika hati mendistribusikan lebih poly kolesterol maka batu keras dapat berkembang. Sedangkan, bilirubin adalah zat kimia yg dihasilkan waktu hati menghancurkan sel-sel darah merah tua.

Beberapa kondisi, seperti sirosis hati & kelainan darah tertentu, menyebabkan hati menghasilkan lebih poly bilirubin dari seharusnya. Batu terbentuk saat kantung empedu nir bisa memecah kelebihan bilirubin. Zat-zat keras juga diklaim batu berpigmen.

Siapa Paling Beresiko Terkena Batu Empedu?

Banyak faktor risiko batu empedu berhubungan dengan diet. Diantaranya, termasuk:

  1. Kelebihan berat badan atau obesitas
  2. Makan/diet yang tinggi lemak atau kolesterol
  3. Penurunan berat badan yang cepat dalam waktu singkat
  4. Memiliki diabetes mellitus

Faktor risiko terkena batu empedu lainnya termasuk:

  1. Jenis kelamin, mayoritas perempuan
  2. Keturunan, memiliki riwayat keluarga batu empedu
  3. Usia 60 atau lebih tua
  4. Sirosis hati

Apa Tanda & Gejala Batu Empedu?

Penderita kemungkinan tidak mengalami gejala apapun. Menurut American College of Gastroenterology (ACG), 80 persen orang yang memiliki batu empedu tidak memiliki rasa sakit sama sekali. Ini disebut "silent" batu empedu. Dokter mungkin menemukan batu ini di kantong empedu melalui pemeriksaan penunjang dari sinar-X dan USG.

Sedangkan, beberapa orang lainnya akan memiliki gejala. Tanda & gejala yg paling umum menurut batu empedu merupakan nyeri dalam kuadran kanan atas perut Anda. Nyeri sering menjalar ke punggung atau bahu kanan atau tulang belikat. Tanda & Gejala lain termasuk:

  1. Demam
  2. Warna kekuningan pada kulit atau mata, yang dapat mengindikasikan penyakit kuning
  3. Mual atau muntah

Tahapan Penyakit Batu Empedu?

Nyeri batu empedu ekstrem dikenal menjadi "serangan kandung empedu." rasa sakit yang hebat ini berlangsung lebih menurut satu hingga dua jam. Batu empedu sendiri tidak menyebabkan rasa sakit ini. Hal ini terjadi waktu batu empedu menghalangi konvoi empedu menurut kantong empedu. Ini biasanya nir terjadi dalam semalam. Sebaliknya, ada tiga tahapan yang menunjuk ke agresi.

  • Pada tahap 1, batu empedu terbentuk di kandung empedu. Biasanya, tidak ada rasa sakit di tahap ini.
  • Pada tahap 2, mulai mengalami rasa sakit kantong empedu dari waktu ke waktu. Anda mungkin melihat ini ketika Anda makan makanan yang tinggi lemak, seperti gorengan. Rasa sakit biasanya tidak panjang berlalu beberapa jam. Gejala lain bisa termasuk sakit perut, bersendawa, diare, mual, dan gangguan pencernaan.
  • Pada tahap 3, batu empedu menghalangi saluran empedu di mana bergerak dari kandung empedu, serangan kandung empedu terjadi. Tahap ini adalah keadaan darurat medis. Gejalanya bisa berupa perut yang intens atau nyeri punggung, demam, menggigil, atau kehilangan nafsu makan.

Menurut American College of Gastroenterology (ACG), risiko batu empedu diam menyebabkan serangan kandung empedu adalah 1 persen per tahun. Untuk setiap 100 orang yang memiliki batu empedu diam, 10 dari orang-orang akan memiliki serangan dalam satu dekade.

Tindakan pengobatan pada kantung empedu silahkan dibaca di artikel Tanpa Kantung Empedu Bisakah Manusia Hidup Normal?

Hai Perawat ! Ayo Berbisnis Tanpa Modal| Bloggout

Demikian juga dirasakan oleh segenap Perawat di tanah air. Persaingan di global kerja semakin ketat, ijazah saja nir menjamin akan diterima kerja. Perawat wajib lulus uji kompetensi & wajib jua mempunyai STR. Persyaratan demikian terbilang rumit mendapatkan bagi mahasiswa Perawat baru tamat. Lantaran sistim pengurusan & aplikasi belum terkelola dengan baik.

Sentimen negatif pun bermunculan dikalangan sejawat Perawat, dan mengkampanyekan tolak uji kompetensi & STR. Sedangkan syarat itu telah diatur oleh Undang-Umdang & Peraturan Mentri Kesehatan, menjadi bentuk tameng menangkis tenaga kesehatan nir kompeten versi penguji.

Meskipun telah lulus uji kompetensi & mendapatkan STR, Perawat dihadapkan pula sang masalah baru yakni masih digaji murah pada negri, bahkan honor Perawat baru tamat sanggup dihargai kurang berdasarkan honor kuli.

Keluhan himpitan ekonomi dan nir terserapnya semua lulusan sarjana atau profesional tidak saja dirasakan oleh profesi Perawat. Jurusan lain pun merasakan hal serupa. Lantaran huma pekerjaan semakin rumit, ad interim pelamar membludak dan pertumbuhan penduduk terus bertambah.

Dengan jumlah 255 juta jiwa, menghantarkan negara tercinta ini di posisi 4 jumlah penduduk terbanyak global. Bila diincar, jumlah penduduk nan poly itu sebagai ancaman, tentunya Indonesia akan selalu jadi negara berkembang. Tapi, bila jumlah banyak itu dipercaya sebagai peluang, maka Indonesia merupakan potensi pasar menggiurkan bagi yg mampu memanfaatkan.

Jika Perawat menyadari hal demikian. Bukan berarti lari dari profesi, tapi sedang memperjuangkan "periuk nasi". Setelah merasakan nikmatnya penghasilan dari berbisnis. Mungkin, tamatan sekolah Keperawatan akan enggan bekerja di pelayanan kesehatan dengan gaji mini .

Potensi ekonomi itu, ditunjang juga oleh terbukanya kran akses teknologi informasi. Data kominfo menuliskan, bahwa menurut 255 juta penduduk Indonesia, sebesar 63 juta orang pengguna internet aktif. Sekitar 95 % dari angka 63 juta, adalah pengguna media umum. Maknanya, masyarakat Indonesia pecandu media sosial yg bisa dimanfaatkan kapan saja.

Apakah gampang mencari uang pada media sosial ? Tidak gampang, tapi juga nir sulit. Terpenting tau kiatnya. Akses ke media umum merupakan potensi pasar menggiurkan, dan peluang ekonomi. Lantas, bagaimana cara memanfaatkan peluang ekonomi dimaksud?

Coba anda pikir, apa untungnya pemilik go-jek membuat pelaksanaan? Penumpang go-jek tidak pernah bayar ke yang membuat aplikasi, termasuk driver go-jek nir stor kepada pemilik pelaksanaan, malahan driver bisa bonus menurut pembuat pelaksanaan.

Apa jua untungnya Mark Zuckenberg membuat facebook? Serta apa pula faedahnya bagi pembuat tutorial, warta, artikel & lain-lain di blog atau situsnya? Atau apa laba mengupload video di youtube?

Tentunya, mereka akan diuntungkan secara materi melalui program periklanan. Keuntungan ini jua sanggup dimanfaatkan oleh pengguna. Jika anda berniat memanfaatkan peluang itu menjadi huma kerja. Percayalah, anda akan menolak bekerja di klinik atau di rumah sakit menggunakan upah murah.

Melalui android sekalipun, anda sanggup berjualan di media sosial. Bisa mengendalikan toko online. Jika mengaku tidak punya modal. Banyak situs yang menyediakan barang buat anda jual, tanpa setor uang atau tanpa dibeli dulu. Tugas anda hanya promosi dan mencari calon pembeli, bila "dealdanquot; terjadi transaksi, maka situs tersebut (dropship) yang akan mengirim ke alamat pembeli, ad interim rekening anda akan bertambah melalui persentase keuntungan jualan.

Anda tidak bisa melobi, tidak berbakat jadi pemasar, maka cukup rekam insiden unik sekeliling anda, kemudian upload pada youtube. Lakukan secara konsisten, ongkang-ongkang kaki sambil ngopi, dollar akan terus mengalir di akun anda.

Terus, saya tidak punya kamera, laptop & android, maka silahkan ke warnet jelang anda dapat beli laptop dari penghasilan internet, masukan kata kunci di browser mesin pencari "cara membuat pelaksanaan sederhana online" setelah anda paham, kemudian ketikan lagi, "cara dapatkan uang berdasarkan aplikasidanquot; maka banyak tutorial yang akan membantu anda untuk mewujudkannya.

Misal, "Saya punya ketertarikan menulis saja." Nah, peluang lagi, silahkan  daftar di blogger, buat tulisan terus-menerus, fokus dan konsisten, lalu daftarkan url situs anda ke google adsense, bila di approve maka dollar akan terus mengalir ke saku anda, dan masih ada lagi program "review produk" dan program periklanan lainnya yang bikin anda selalu semangat.

Terakhir, jangan mengaku nir sanggup, tidak bakat, & lain-lain sebelum dicoba. Dan, paling krusial jangan mengeluh dengan keadaaan. Semua yg anda butuhkan telah ada penerangan di internet, tinggal praktek & kemauan "trial and error" jangan menyerah.

Peluang ekonomi itu tinggal bagaimana anda memanfaatkan luasnya samudera internet. Sambil jalan anda jua mampu mencari tambahan bekerja secara offline, dengan membuka praktik perawatan luka, klinik herbal, atau bekerja pada klinik menggunakan gaji rendah & lain-lain, atau mengajak konveksi konvensional bekerja sama. Ia menghasilkan, dan anda pemasar pada internet melalui toko online.

Saya menuliskan ini bukan sebagai motivator atau calon motivator yang bisa menginspirasi banyak orang. Tapi hanya sebagai bentuk ide menjawab keprihatinan terhadap terlalu banyak Perawat di grup-grup media sosial yang mengeluh. Bila anda, ingin sukses, segera praktek, hentikan mengeluh. Ingin bertanya lebih lanjut mengenai topik ini, saya siap berbagi. Silahkan tanya di kotak komentar atau hubungi saya melalui chat di fanpages  fb medianers. Sekian.(AntonWijaya/Foto: pixabay.com )

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu dan Bayi 1 Jam Pertama Kelahiran| Bloggout

Inisiasi menyusu dini merupakan proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat menyusu segera pada satu jam pertama sehabis lahir, bersamaan menggunakan hubungan kulit antara bayi menggunakan kulit bunda bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada mak , sampai beliau menyusu sendiri.

Prinsip dasar inisiasi menyusui dini merupakan tanpa wajib dibersihkan dulu, bayi diletakkan di dada ibunya menggunakan posisi tengkurap dimana pendengaran dan tangan bayi berada pada satu garis sehingga terjadi kontak kulit & secara alami bayi mencari payudara ibu dan mulai menyusu.

"Prinsip dasar IMD merupakan tanpa harus dibersihkan terlebih dahulu, bayi diletakkan pada dada ibunya & secara naluriah bayi akan mencari payudara ibu, lalu mulai menyusu." (Rosita, 2008, p.32).

Kesimpulan dari pendapat pada atas, prinsip IMD adalah relatif mengeringkan tubuh bayi yg baru lahir dengan kain atau handuk tanpa wajib memandikan, tidak membungkus (bedong) lalu meletakkannya ke dada bunda pada keadaan tengkurap sebagai akibatnya ada hubungan kulit menggunakan mak , selanjutnya beri kesempatan bayi buat menyusu sendiri dalam ibu dalam satu jam pertama kelahiran.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)

Inisiasi menyusu dini bermanfaat bagi ibu & bayi baik secara fisiologis juga psikologis yaitu menjadi berikut :

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu

Sentuhan & hisapan payudara mendorong munculnya oksitoksin. Oksitoksin mengakibatkan kontraksi dalam uterus sebagai akibatnya membantu keluarnya plasenta dan mencegah perdarahan. Oksitoksin pula menstimulasi hormon-hormon lain yg menyebabkan mak merasa kondusif & nyaman, sehingga ASI keluar dengan lancar.

Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bagi Bayi

Bersentuhan dengan ibu menaruh kehangatan, ketenangan sehingga napas & denyut jantung bayi menjadi teratur. Bayi memperoleh kolostrom yang mengandung antibodi dan merupakan imunisasi pertama. Di samping itu, kolostrom jua mengandung faktor pertumbuhan yg membantu usus bayi berfungsi secara efektif, sehingga mikroorganisme & penyebab alergi lain lebih sulit masuk ke pada tubuh bayi.

Bagaimana denagan bayi yang tidak IMD ?

Jika tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini,sedini mungkin akan kehilangan semua dari manfaat pentingnya IMD itu. Dalam buku Pediatrics, 2006. Disebutkan, menahan IMD bisa menaikkan kematian, merujuk penelitian terhadap 10.947 bayi lahir antara Juli 2003-Juni 2004 pada Ghana. Dari penelitian itu diketahui 22 persen bayi diselamatkan hidupnya apabila menerima ASI satu jam pertama selesainya lahir.

"Menunda inisiasi menyusui dini akan menaikkan kematian bayi. Seperti mamalia lain, yang akan tewas waktu tidak eksklusif menyusu pada induknya sesudah lahir," ungkap konsultan laktasi, Dr. Utami Roesli, Sp.A. Faktanya, lanjut Dr. Utami, bayi sudah siap menyusu 30-40 menit selesainya lahir. Jadi, alangkah sangat mengagumkan dan berguna dalam 1 jam pertama kelahiran, bayi menyusu sendiri pada ibu. Sekian.(Dihimpun dari banyak sekali sumber)

Bagaimana Prosedur Konsultasi Ketika Menemui Kondisi Pasien Diluar Dugaan Saat Di Meja Operasi?| Bloggout

Ada suatu peristiwa tindakan pembedahan terjadi diluar dugaan. Kondisi pasien tidak sesuai menggunakan diagnosa awal. Misal, sebelum operasi pasien didiagnosa hernia biasa. Tapi, selesainya dilakukan tindakan pembedahan, ternyata mengalami kondisi parah, usus terjepit, menghitam & tidak lagi berfungsi menggunakan normal. Seharusnya tindakannya merupakan usus yg rusak/ tidak berfungsi dipotong dan dibuang. Tetapi, persetujuan tindakan operasi awal bukan memotong usus, tapi hanya mengatasi hernia.

Kemudian ada juga syarat, mulanya pasien ditangani oleh dokter bedah dengan diagnosa pra bedah appendiksitis akut, ditandai dengan tanda-tanda khas nyeri akut pada perut sebelah kanan, lalu demam, dll. Ketika inspeksi fisik, juga penunjang, bertenaga dugaan pasien mengalami radang usus buntu. Setelah dilakukan tindakan pembedahan, ternyata pasien mengalami infeksi pada saluran tuba falopi sebelah kanan, yg seharusnya ditangani oleh dokter ahli kebidanan.

Jika dokter bedah sewaktu melakukan tindakan pembedahan, mendapatkan atau menemukan kelainan diluar keahliannya & diluar diagnosa prabedah, maka yang harus ditindak lanjuti waktu itu pula oleh dokter seorang ahli lain di bidangngnya, maka penemuan ini akan disampaikan dan dijelaskan ke pihak famili oleh dokter bedah utama, & pula planning buat mengkonsultasikan hal ini pada dokter lain di bidang tersebut.

Dan, bila diagnosa praoperasi menggunakan diagnosa intra operasi nir sesuai, dokter primer dan tim bedah akan mengkonfirmasi dalam famili pasien, serta menyebutkan syarat terbaru. Saat diberi penjelasan, mampu saja keluarga diminta masuk kedalam kamar operasi, serta dijelaskan kondisi modern keluarganya yang sedang ditolong. Bila famili nir putusan bulat buat dikonsultasikan atau diberi tindakan lanjut, keluarga diminta menandatangani surat penolakan. Tim / ahli bedah utama merampungkan tindakan sinkron dengan kemampuannya dengan mengutamakan keselamatan pasien.

Apabila keluarga pasien putusan bulat, maka dokter konsulen akan dihubungi sesuai menggunakan rapikan cara konsultasi cito (emergensi). Keluarga pasien menandatangani informed consent (persetujuan tindakan operasi). Dokter konsulen akan menaruh konsultasinya dan apabila perlu, akan menindak lanjuti tindakan pembedahan pribadi tiba ke kamar operasi, tanpa dokter bedah utama atau beserta menggunakan dokter bedah primer dan tim.

Kemudian, selesainya operasi terselesaikan, pakar bedah primer dan dokter penerima konsul masing-masing membuat laporan operasi dan melengkapi formulir pemeriksaan lanjutan lainnya dan semua proses administrasinya. Demikianlah prosedur konsultasi pembedahan apabila terjadi sesuatu hal diluar dugaan saat operasi / pembedahan sedang berlangsung.(AntonWijaya)

Contoh Soal Ujian Persiapan Akreditasi Rumah Sakit| Bloggout

  1. Bila soal dengan opsi jawaban A, B, C, D dan E , Pilihlah salah satu jawaban yang paling “ BENAR” dengan cara memberikan tanda silang (X) di lembar jawaban yang sudah di sediakan.
  2. Bila soal dengan opsi jawaban 1, 2, 3, dan 4 maka mengacu pada ketentuan sebagai berikut :

B.Jika point 1 & tiga yang ? BENAR?

C.Jika point dua dan 4 yang ? BENAR?

D.>Bila point 4 saja yang “ BENAR”

E.Bila point 1,2,3,4 ? BENAR? Seluruh

Alat komunikasi pada melakukan identifikasi terhadap pasien sebagai akibatnya bisa meningkaatkan kemampuan komunikasi antara perawat dengan dokter & perawat dengan perawat adalah definisi menurut?

A.SOAP B. SOAPIER. C. SBAR D. DAR. E. FLOW SHEET

Berikut ini, yang termasuk dalam komponen ? Komponen SBAR, meliputi

  1. Situasition meliputi : nama, umur, tanggal MRS, hari perawatan, dokter yang merawat, nama perawat yang bertanggungjawab, diagnosis medis dan masalahkeperawatan yang belum teratasi.
  2. Situasition meliputi : intervensi yang telah dilakukan, , riwayat alergi, pembedahan, alat invasive, obat-obatan, pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan, pemeriksaan diagnostik.
  3. Assessment meliputi : hasil pengkajian terkini, tanda vital, pain skore, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal-hal yang kritis.
  4. Assessment meliputi : intervensi asuhan keperawatan yang perlu dilanjutkan, termasuk nursing care plan dan discharge planning. Edukasipasien dan keluarganya.
  1. Background meliputi : nama, umur, tanggal MRS, hari perawatan, dokter yang merawat, nama perawat yang bertanggungjawab, diagnosis medis dan masalahkeperawatan yang belum teratasi.
  2. Background meliputi : intervensi yang telah dilakukan, , riwayat alergi, pembedahan, alat invasive, obat-obatan, pengetahuan pasien dan keluarga tentang masalah kesehatan, pemeriksaan diagnostik.
  3. Recomendation meliputi : hasil pengkajian terkini, tanda vital, pain skore, tingkat kesadaran, status restrain, risiko jatuh, status nutrisi, eliminasi, hal-hal yang kritis.
  4. Recommedation meliputi : intervensi asuhan keperawatan yang perlu dilanjutkan, termasuk nursing  care plan dan discharge planning. Edukasi pasien dan keluarganya.
  1. Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
  2. Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien
  3. Memperbaiki komunikasi = memperbaiki keamanan pasien
  4. Kesalahan dalam melakukan interaksi dengan komunikasi efektif sangat besar terjadi

A.Situation B.Bacground C.Asesmen D.Recomendation

Berikut ini merupakan definisi menurut Sentinel,???????

  1. Insiden meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kondisi Potensial Cedera (KPC) dan Kejadian Sentinel.
  2. Kejadian sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti: operasi pada bagian tubuh yang salah.
  3. Kejadian sentinel :
  • Kematian tidak terduga dan tidak terkait dengan perjalanan alamiah atau kondisi yang mendasari penyakitnya. Contoh bunuh diri
  • Kehilangan fungsi utama (major) secara permanen yang tidak terkait dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau kondisi yang mendasari penyakitnya
  • Salah lokasi, salah prosedur, salah pasien operasi
  • Penculikan bayi atau bayi yang dipulangkan bersama orang yang bukan orang tuanya.

Berikut yang termasuk Sasaran Keselamatan Pasien merupakan???.

  1. Ketepatan Identifikasi Pasien;
  2. Peningkatan Kepatuhan dalam cuci tangan untuk mengurangi infeksi;
  3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
  4. Adanya keselamatan dalam pelayanan kegawat daruratan
  1. Kriteria kekerasan fisik di lingkungan Rumah Sakit terdiri atas: pelecehan seksual, pemukulan, penelantaran dan pemaksaan fisik terhadap pasien baik yang dilakukan oleh penunggu pengunjung pasien maupun petugas.
  2. Kecuali terdapat indikasi, petugas kesehatan dapat melakukan pemaksaan fisik (seperti pengekangan) sesuai standar medis dan etika rumah sakit yang berlaku.
  3. Setiap petugas keamanan sudah terlatih untuk menangani hal tersebut.
  4. Setiap pasien/pengunjung/karyawan yang berada dalam rumah sakit harus menggunakan tanda pengenal berupa gelang identitas pasien, kartu visitor/pengunjung atau name tag karyawan.
  1. Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien untuk menolak pelayanan resusitasi. Keputusan untuk tidak melakukan RJP harus dicatat di Rekam medis pasien dan di formulir DO Not Resuscitate (DNR).
  2. Tidak harus dilakukan pencatatan di Rekam Medis karena sudah dibuatkan persetujuan DNR
  3. Formulir DNR harus diisi dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
  4. Keputusan tidak harus dikomunikasikan kepada semua orang yang terlibat dalam aspek perawatan pasien.
  1. Skrining dilakukan di bagian pendaftaran rawat jalan dan atau poliklinik setelah pasien diperiksa oleh dokter spesialis yang di tuju
  2. Skrining dilakukan pada kontak pertama untuk menetapkan apakah pasien dapat dilayani oleh RS.
  3. Skrining terlebih dahulu dilakukan oleh security dilanjutkan ke petugas pendaftaran dan selanjutnya ditentukan oleh dokter di IGD saat dilakukan anemnesa oleh dokter jaga.
  4. Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, visual atau pengamatan, pemeriksaan fisik, psikologik, laboratorium klinik atau diagnostik imajing sebelumnya.
  1. Tarik keluar segel pengaman handle picu dan angkat nozel ke area bebas
  2. Tekan handle picu sedikit sampai gas CO2 keluar
  3. Bawa APAR ke titik api
  4. Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu dengan jarak APAR dengan titik api 5 meter
  1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
  2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien  selama dirumah sakit
  3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan
  4. Pasien akan dilakukan operasi yang bisa mengganggu aktifitas pasien selama operasi
  1. Melepas gelang DNR
  2. Menyatakan secara lisan mengenai pembatalan instruksi DNR
  3. Menghancurkan / menyobek instruksi tertulis DNR
  4. Pasien meninggal dunia
  1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
  2. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan  hak mulai dari Ayah / Ibu Kandung dan saudara-saudara kandung
  3. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu adopsi, saudara-saudara Kandung dan Induk Semang
  4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu kandung, wali yang sah dan saudara-saudara kandung
  1. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
  2. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
  3. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
  4. Semua Salah
  1. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien dan libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  2. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika dan kurangi suara berisik
  3. Lakukan asesmen ulang
  4. Sarana toilet dekat dengan pasien
  1. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
  2. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  3. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
  4. Pencahayaan yang adekuat
  1. Agar pasien mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhannya
  2. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
  3. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi pasien
  4. Agar pasien dapat segera pulih kondisi kesehatannya

A.Ketepatan Identifikasi Pasien, Peningkatan Komunikasi yg Efektif, Kepastian sempurna-lokasi, sempurna-prosedur, sempurna-pasien operasi;, Peningkatan keamanan obat yg perlu diwaspadai;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan & Pengurangan risiko pasien jatuh

B.Ketepatan Identifikasi Pasien, Peningkatan Komunikasi yg Efektif, Peningkatan keamanan obat yg perlu diwaspadai;, Kepastian sempurna-lokasi, tepat-prosedur, sempurna-pasien operasi;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan dan Pengurangan risiko pasien jatuh.

C.Peningkatan Komunikasi yang Efektif, Peningkatan keamanan obat yg perlu diwaspadai;, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi;, Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, Pengurangan risiko pasien jatuh dan Ketepatan Identifikasi Pasien.

D.Ketepatan Identifikasi Pasien, Pengurangan risiko pasien jatuh Peningkatan Komunikasi yg Efektif, Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;, Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi & Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan.

Pengurangan risiko pasien jatuh, wajib dilakukan pemantauan menggunakan memakai formulir yg sesuai dengan ?.

  1. Humpty Dumpty untuk dewasa
  2. Neonatus untuk bayi/bblr
  3. Morse Fall untuk dewasa
  4. Geriatri untuk lansia
  1. Jelaskan manfaat gelang pasien
  2. Jelaskan bahaya untuk pasien yang menolak, melepas, menutupi gelang .dll
  3. Minta pasien utuk mengingatkan petugas bila akan melakukan tindakan atau memberi obat memberikan pengobatan tidak menkonfirmasi nama dan mengecek ke gelang
  4. Jelaskan bahwa ini adalah prosedur untuk mencapai sasaran keselamatan pasien agar komunikasi bisa efektif

A.Status gizi dievaluasi dengan memakai criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) buat mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien bayi yg mengalami gizi tidak baik, kurang gizi atu obesitas.

B.Status gizi dinilai dengan menggunakan criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) untuk mengidentifikasi & mentatalaksana pasien bayi & anak yg mengalami gizi tidak baik, kurang gizi atu obesitas.

C.Status gizi dievaluasi dengan memakai criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) buat mengidentifikasi & mentatalaksana pasien bayi & dewasa yg mengalami gizi tidak baik, kurang gizi atu obesitas.

D.Status gizi dinilai dengan memakai criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) buat mengidentifikasi dan mentatalaksana pasien anak & dewasa yg mengalami gizi tidak baik, kurang gizi atu obesitas.

E.Status gizi dinilai dengan memakai criteria MUST (Malnutrition Universal Screening Tool) buat mengidentifikasi & mentatalaksana pasien dewasa yang mengalami gizi buruk, kurang gizi atu obesitas.

Berikut ini mekanisme pengkajian nyeri pada tempat tinggal sakit ?

  1. Neonatal Infants Pain Scale (NIPS) untuk pasien usia 1 tahun
  2. FLACCS untuk usia 1‐3 tahun
  3. Wong Baker Faces Rating Scale untuk pasien usia 3 tahun
  4. Numeric Scale untuk pasien dewasa.
  1. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan  pelayanan kesehatan
  2. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di Rumah Sakit
  3. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan  Rumah Sakit
  4. Peningkatan kesejahteraan Rumah Sakit
  1. Terbentuknya budaya mutu dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien sesuai standar di Rumah Sakit
  2. Terlindunginya pasien/masyarakat dari layanan kesehatan yang tidak bermutu
  3. Sebagai salah satu syarat peningkatan kelas Rumah Sakit
  4. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,masyarakat, dan SDM Rumah Sakit
  1. Ketepatan Identifikasi Pasien;
  2. Peningkatan Kepatuhan dalam cuci untuk menurunkan risiko infeksi;
  3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai;
  4. Adanya keselamatan dalam pelayanan kegawat daruratan
  1. Nama pasien, tanggal lahir atau umur pasien (jika tidak dapat mengingat tanggal lahir, no rekam medik dan berat badan pasien (untuk pasien anak)
  2. Nama dokter, tanggal penulisan resep dan ruang pelayanan
  3. Mengisi kolom riwayat alergi obat pada bagian kanan atas lembar resep manual
  4. Menuliskan tanda R/ pada setiap sediaan.
  1. Tarik keluar segel pengaman handle picu dan angkat nozel ke area bebas
  2. Tekan handle picu sedikit sampai gas O2 keluar
  3. Bawa APAR ke titik api
  4. Arahkan nozel ke titik api dan tekan handle picu dengan jarak APAR dengan titik api 1/2 meter
  1. Gelang pengenal hanya dilepas saat pasien pulang atau keluar dari rumah sakit.
  2. Yang bertugas melepas gelang pengenal adalah perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien  selama dirumah sakit
  3. Gelang pengenal dilepas setelah semua proses selesai dilakukan
  4. Pasien akan dilakukan operasi yang bisa mengganggu aktifitas pasien selama operasi
  1. Faktor ekstrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia 65 tahun, Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
  2. Faktor intrinsik yaitu Riwayat jatuh sebelumnya, Inkontinensia, Gangguan kognitif/psikologis, Gangguan keseimbangan/mobilitas, Usia 65 tahun, Osteoporosis, Status kesehatan yang buruk dan Gangguan moskuloskeletal
  3. Faktor intrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman, Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
  4. Faktor ekstrinsik yaitu Lantai basah/silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas, Alas kaki tidak pas, Dudukan toilet yang rendah, Kursi atau tempat tidur beroda, Rawat inap berkepanjangan, Peralatan yang tidak aman, Peralatan rusak dan Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi
  1. Kategori risiko jatuh (rendah, sedang, tinggi)
  2. Kebutuhan dan keterbatasan per-pasien
  3. Riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman (safety devices)
  4. Semua Salah
  1. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien dan libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  2. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika dan kurangi suara berisik
  3. Lakukan asesmen ulang
  4. Sarana toilet dekat dengan pasien
  1. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
  2. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
  3. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
  4. Pencahayaan yang adekuat
  1. Agar pasien tahu tentang kondisinya saat ini
  2. Agar dokter dapat mengambil keputusan segera sehubungan dengan kondisi pasien
  3. Agar pasien dapat segera pulih kondisi kesehatannya
  1. Melepas gelang DNR
  2. Menyatakan secara lisan mengenai pembatalan instruksi DNR
  3. Menghancurkan / menyobek instruksi tertulis DNR
  4. Pasien meninggal dunia
  1. Pasien sendiri, yaitu apabila telah berumur 21 tahun atau telah menikah.
  2. Bagi pasien dibawah umur 17 tahun, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut urutan  hak mulai dari Ayah / Ibu Kandung dan saudara-saudara kandung
  3. Bagi pasien dibawah umur 21 tahun dan tidak mempunyai orang tua atau orang tuanya berhalangan hadir, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu adopsi, saudara-saudara Kandung dan Induk Semang
  4. Bagi pasien dewasa dengan gangguan mental, persetujuan atau penolakan tindakan medis diberikan oleh mereka menurut hak mulai dari ayah / Ibu kandung, wali yang sah dan saudara-saudara kandung

A.Situation

C. Recomendation

B.Background

D. Anamnesa

Sebelum insisi kulit (time out) :

  1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
  2. Konfirmasi nama dokter operator, prosedur yang akan dilaksanakan dan lokasi incisi
  3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya
  4. Antisipasi kejadian klinis
  1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)
  2. Perlu melibatkan pasien, tinta mudah luntur terkena air.
  3. Dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan tindakan dan dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat akan disayat.
  4. Tidak Mudah dikenali dan Digunakan secara konsisten di RS
  1. Daftar obat-obat yang perlu diwaspadai berdasarkan data yang ada di rumah sakit
  2. Identifikasi  area mana saja  yang membutuhkan elektrolit konsentrat, seperti di IGD atau kamar operasi
  3. Pemberian label secara benar  pada elektrolit
  4. Penyimpanannya di area tersebut, sehingga membatasi akses untuk mencegah pemberian yang tidak disengaja / kurang hati-hati.
  1. Menginisiasi atau melakukan intervensi yang cepat dan tepat kepada pasien
  2. Keluarga mampu menetapkan area yang paling tepat untuk dapat melaksanakan pengobatan lanjutan
  3. Memfasilitasi alur pasien melalui unit gawat darurat dalam proses penanggulangan/pengobatan gawat darurat
  4. Keluarga mampu memfasilitasi pasien melalui unit gawat darurat untuk dirawat di ruang perawatan.

A.Merah buat alergi latek B.Abu ? Abu buat DNR C.Putih untuk pasien waria D.Kuning untuk risiko jatuh E.Abu ? Abu buat DNR

Berikut ini yang termasuk Hak pasien adalah menjadi berikut, kecuali?

A.Merah buat alergi latek B.Abu ? Abu buat DNR C.Putih untuk pasien waria D.Kuning untuk risiko jatuh E.Abu ? Abu buat DNR

Syarat yg harus dipenuhi buat sahnya Informed Consent

  1. Diberikan secara bebas dan mengenai sesuatu yang khas
  2. Diberikan oleh orang yang sanggup membuat perjanjian
  3. Telah dijelaskan bentuk tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien dapat memahami tindakan itu perlu dilakukan
  1. Tindakan itu dilakukan pada situasi yang berbeda
  2. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya.
  3. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
  4. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya.

A.Level V B.Level IV C.Level II D.Level III E.Level I

Berikut ini yang termasuk jenis ? Jenis restraint merupakan?

  1. Pembatasan Fisik
  2. Pembatasan Mekanis
  3. Surveilans Teknologi
  4. Pembatasan Kimia

A.Termasuk restraint kimiawi B.Bukan termasuk restraint C.Termasuk restraint fisik D.Termasuk restraint mekanis E.Termasuk restriksi teknologi

Dampak fisik, kecuali

  1. Atrofi otot dan hilangnya / berkurangnya densitas tulang
  2. Ulkus decubitus dan Infeksi nosocomial
  3. Strangulasi dan penurunan fungsional tubuh
  4. Stress kardiakdan anuria
  1. Depresi
  2. Peningkatan fungsi kognitif
  3. Isolasi emosional
  4. Kebingungan (confusion) dan agitasi

Demikianlah contoh soal latihan jelang akreditasi yang acapkali diujikan pada karyawan/ti (SDM) suatu tempat tinggal sakit. Contoh soal pada atas medianers himpun menurut bahan akreditasi tempat tinggal sakit yang pernah diujikan dalam sebuah rumah sakit swasta di pulau jawa. Sekian.

close
Banner iklan disini