WHAT'S NEW?
Loading...

Asap Sumatra Lebih Kejam Dari Pada Asap Rokok| Bloggout

Kebakaran hutan di Pulau Sumatera, bagaikan penyakit kronis, menahun. Hampir tiap tahun, hutan di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi, nyaris  di bakar, eh, maaf maksudnya terbakar.
Seakan tidak terdapat tindakan tegas dari pihak berwenang buat mencegah 'bencana' yg satu ini. Terkesan, bila telah terbakar, baru pemerintah sibuk mengatasinya. Bukankah mencegah lebih baik berdasarkan pada mengobati. Lho, kok mengobati sih? Emangnya penyakit. Hiks
Asap rokok sangat berbahaya bagi kesehatan, bahkan terdapat yg mengatakan 1 batang rokok yg dihisap oleh perokok aktif dapat mengurangi umurnya 11 mnt.
Tidak mengurangi hidup saja, akan namun asap rokok bisa menyebabkan agresi jantung, hipertensi, kanker & impotensi. Pemerintah sadar akan bahaya rokok tersebut, sebagai akibatnya penghasil rokok diwajibkan sang pemerintah buat mencantumkan peringatan bahaya rokok, bila kini peringatannya dengan gambar-gambar yg mengerikan.
Bahkan, pemerintah daerah melindungi warganya dengan mengeluarkan Peraturan Daerah ( Perda ), seperti Kawasan Tanpa Rokok, yakni akan di denda atau di penjara jika seseorang kedapatan merokok pada tempat-tempat pelayanan publik. Termasuk iklan rokok pun dilarang di daerah setempat.
Artinya, bahaya asap rokok yg bisa mengakibatkan penyakit dapat dicegah & dikendalikan. Lalu, bagaimana menggunakan bahaya asap menurut kebakaran hutan sumatera?
Menurut kepala badan penelitian dan pengembangan kesehatan, Tjandra Yoga Aditama, sebagaimana yang dirilis tempo.co bahwa, "secara umum kabut asap dapat menganggu kesehatan semua orang, baik yang dalam keadaan sehat maupun sedang sakit".
Tjandra Yoga Aditama juga mengungkapkan, terdapat 7 jenis gangguan kesehatan dampak kabut asap kebakaran hutan. Diantaranya :
  1. Pertama, kabut asap dapat menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan yang langsung terkena asap kebakaran hutan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.
  2. Kedua, gangguan serupa juga dapat terjadi di mata dan kulit, yang langsung kontak dengan asap kebakaran hutan, menimbulkan keluhan gatal, mata berair, peradangan, dan infeksi yang memberat.
  3. Ketiga, dampak kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain, seperti bronkitis kronik karena asap kebakaran hutan akan masuk terhirup ke dalam paru‎. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah serta mengalami kesulitan bernapas.
  4. Keempat, kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi misalnya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), Ini terjadi karena ketidak seimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri atau virus penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment)‎‎‎.
  5. Kelima, bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi juga mungkin dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi. Kalau kemudian air dan makan‎an terkontaminasi itu dikonsumsi masyarakat, maka bukan tidak mungkin terjadi gangguan saluran cerna dan penyakit lainnya.
  6. Keenam, ‎secara umum maka berbagai penyakit kronik di berbagai organ tubuh (jantung, hati, ginjal dan lain-lain) juga dapat saja memburuk. Ini terjadi karena dampak langsung‎ kabut asap, maupun dampak tidak langsung di mana kabut asap menurunkan daya tahan tubuh dan juga menimbulkan stres.
  7. Ketujuh, mereka yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakit kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan. Gangguan kesehatan biasanya baru akan timbul kalau seseorang cukup lama kontak dengan asap kebakaran hutan.
Benar-benar 'kejam' dan berbahaya kabut asap, air & udara dapat tercemar, yang bisa mengakibatkan penyakit pada manusia. Meskipun masyarakat berdiam diri di rumah, kabut asap yg di bawa angin dapat masuk melalui celah jendela/ jendela. Kemana warga akan lari dan menghindar?
Jika pada ketika yg usang dan berulang insan terpapar menggunakan kabut asap tentunya akan menimbulkan kerugian kesehatan yang sangat akbar. Selain mengganggu kesehatan. 'Wabah' asap juga menganggu aktifitas masyarakat, jeda pandang terganggu, sangat beresiko bagi pengendara. Anak-anak sekolah pun terpaksa diliburkan.
Dampak berdasarkan kebakaran hutan nir saja di rasakan sang manusia, akan tetapi menghambat ekosistem. Hewan yg tinggal di hutan entah bagaimana nasibnya?
Apa pun karena kebakaran hutan nir bisa ditolerir. Jangan salahkan ekspresi dominan panas. Kebakaran hutan sumatera berulang-ulang. Nyaris saban tahun. Penulis berharap, pihak berwenang menegakan peraturan demi menjaga kelestarian alam dan kesehatan umat insan, termasuk hewan.
Bahaya asap rokok bisa di kendalikan menggunakan pencegahan dan anggaran tegas. Padahal perusahaan rokok bisa mendatangkan laba yang besar dalam negara. Kenapa kebakaran hutan tidak sanggup dicegah dan dikendalikan. Ada Apa?(AW)











0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini