WHAT'S NEW?
Loading...

Nasib Mahasiswa Keperawatan Praktek di Bulan Ramadan| Bloggout

Praktek pada hari biasa nir kasus, umumnya mahasiswa Keperawatan praktek pada beberapa Rumah Sakit, dan rumah sakit tersebut kadang jauh menurut kampus atau kosan. Artinya mahasiswa/i cari lagi kosan yg baru, lama tinggal atau praktek bervariasi tergantung siklus praktek keperawatan yang dijalani, kira-kira 1-2 bulan.

Praktek di rumah sakit akan terasa berat di saat bulan ramadan. Di hari biasa tidak perkara, meskipun berpindah-pindah. Ya maklum saja, berhubung dinas di tempat tinggal sakit 1-2 bulan tentunya relatif terasa sulit apabila membawa alat-alat dapur. Sementara untuk makan sahur, caranya bagaimana?

Tentunya akan keluar rumah mencari kuliner. Okelah bagi yg pria, & tentunya terasa sulit bagi perempuan (mahasiswi). Atau pas dinas malam, saat sahur, menyuap nasi kemasan akan terasa tercekat kerongkongan mengingat famili pada tempat tinggal . Tentunya akan terasa bahagia sahur di tempat tinggal bersama orang yg disayangi.

Meskipun mahasiswa/i Keperawatan membawa peralatan masak, dijamin bakal tidak punya saat buat mengolah, karena segudang tugas laporan yg akan di buat di kosan. Ya, membuat Asuhan Keperawatan dengan tulisan tangan, tidak boleh diketik buat menghindari contekan atau copas. Akhirnya, selama praktek selain mengeluarkan biaya kebutuhan hayati yang tinggi, jua meredam hasrat bermain dan berkumpul dengan keluarga.

Ya ! Rasanya mau menitikan air mata, akan tetapi apa boleh buat, inilah perjuangan mahasiswa/i Keperawatan pada tempat tinggal sakit, demi menuntut ilmu, demi meraih sarjana, kebebasan terpaksa dikorbankan pada usia muda. Yang mana orang lain, buka bareng menggunakan teman seangkatan waktu SLTA, atau dengan komunitas. Tapi, hal ini nir berlaku bagi mahasiswa Keperawatan yg sedang menjalani praktek Keperawatan di rumah sakit.

Syukur-syukur Rumah sakit tempat mahasiswa/i praktek menyediakan kuliner buat berbuka/sahur. Tapi, sepanjang pengetahuan penulis yang jua pernah menjalani praktek di ketika bulan ramadan, cita rasanya belum pernah ada Rumah Sakit yg menyediakan makan sahur atau berbuka buat mahasiswa, meskipun mahasiswa mengeluarkan uang pada kampus buat menjalani praktek pada tempat tinggal sakit.

Kesedihan & beban berat menjalani praktek di rumah sakit ketika ramadan ini, tidak saja dirasakan oleh mahasiswa Keperawatan, tapi juga dialami oleh mahasiswa Kedokteran (co-as) dan mahasiswa Kebidanan. Memang ketiga jurusan ini mengalami nasib yang sama. Tetapi, sedikit ada keistimewaan bagi coas, umumnya mereka disediakan makanan nasi kemasan atau nasi kotak sang pihak rumah sakit. Mungkin karena mereka sedikit atau lantaran yang berpengaruh di tempat tinggal sakit merupakan seniornya. Tapi, naas bagi Mahasiswa Keperawatan dan Kebidanan.

Bila kesedihan pada atas sanggup dihindari, pertanyaanya apakah tidak mampu praktek selain di bulan ramadan ? Nah, inilah uniknya mahasiswa Keperawatan, Kebidanan & Kedokteran. Jadwal mereka terlalu padat, sehingga apabila daur praktek ditunda lantaran halangan bulan ramadan, maka mereka dijamin bakal tamat atau wisuda tidak sinkron ketika. Dari dalam tamat terlambat, pastinya biarlah menikmati bulan ramadan bersama pasien pada tempat tinggal sakit.

Saat mahasiswa ini pulalah, calon Perawat ditempa, dilatih, dan dibuat kebal menghadapi tidak bergemingnya terhadap perubahan saat. Mau malam, siang, bulan ramadan, lebaran & tahun baru sama saja. Tidak terdapat bedanya, tetap saja dinas & praktek. Hanya satu waktu yang istimewa, yakni ketika pasien yang ditolong melihatkan wajah bahagia, merasa dapat pertolongan berdasarkan sentuhan mahasiswa. Hanya itu. (Nurman).

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini