WHAT'S NEW?
Loading...

3 Hal Tidak Diharapkan Terjadi Saat Operasi Sectio Caesaria| Bloggout

Banyak hal pemicu terjadinya perdarahan saat operasi sectio caesaria berlangsung, salah satunya Atonia Uteri, yaitu rahim lembek secara tiba-tiba, dan otot rahim melemah, serta kontraksi menghilang. Apabila itu terjadi, maka ujung-ujung pembuluh darah tempat plasenta tertanam tidak menutup, sehingga darah terus mengalir ke rongga rahim.

Menurut WHO, Atonia Uteri hampir 99 % penyebab primer kematian mak pasca melahirkan. Maka dari itu, apabila ketika operasi SC terjadi Atonia Uteri, umumnya operator akan menaruh suntikan eksklusif ke uterus sebanyak 1-dua ampul, misalnya Pospargin atau Methylergometrine 0,2 mg.

Selain itu, juga dilakukan pijat uterus buat merangsang kontraksi, apabila uterus masih melempem & perdarahan masih terjadi, maka operator umumnya memfiksasi rahim menggunakan benang jahitan, & jika keadaan sedikit membaik, maka luka ditutup, dan dilakukan observasi.

Namun, jika situasi dan kondisi pasien memburuk seperti mengalami anemia dan syok, maka dilakukan tindakan operasi ulang, yaitu histerektomi, sebuah tindakan operasi pengangkatan rahim.

Kejadian demikian benar-benar nir diharapkan sang tim bedah, disamping sangat melelahkan juga sebagai ketidakpuasan pada bekerja. Tidak satu pun petugas kesehatan juga tenaga medis mengharapkan syarat perdarahan itu terjadi.

Datangnya datang-tiba, dan berlangsung cepat. Oleh karena itu, mak hamil hendaknya selalu periksa kehamilan pada pelayanan kesehatan terdekat, dan minimal 3 kali periksakan selama kehamilan (1 kali tiap semester) pada dokter spesialis kebidanan, agar kehamilan & kesehatan bayi Anda terpantau serta pada supervisi.

Spinal Anestesi adalah pembiusan dengan memasukan obat berupa suntikan jarum halus melalui tulang belakang (tulang punggung) sehingga pasien tidak mengalami rasa nyeri ketika disayat dengan pisau, namun pasien tetap sadar dan bisa bicara dengan petugas dan mengetahui bahwa dia sedang menjalani operasi.

Pada umumnya pasien SC pembiusannya dengan spinal anestesi, dan paling ditakuti oleh tim bedah, terutama dokter seorang ahli anestesi atau penata anestesi adalah efek blok spinal anestesi tinggi atau naik. Idealnya, imbas normal bius seharusnya dari pusar sampai ke ujung kaki.

Namun, tanpa diduga, datang-datang pengaruh bius naik dari pusar hingga ke dada, sehingga pasien kesulitan bernafas lantaran otot-otot dada terpengaruh oleh pembiusan. Tentunya, tim anestesi akan kalang-kabut mengatasi hal tadi sampai kondisi pasien balik berjalan normal, dan operasi mampu berjalan lancar.

Kejadian tidak terduga lainnya yang tidak diharapkan adalah saat operasi SC berlangsung, pasien tiba-tiba mengalami kejang dan henti nafas. Banyak faktor penyebab pasien kejang saat operasi berlangsung, bisa jadi karena eklampsi (hipertensi kehamilan) atau karena emboli di pembuluh darah, atau karena salah obat, seperti kasus salah label dipabrikan, yaitu buvanest berganti merek menjadi Asam Tranexamat.

Mendapati pasien kejang atau henti nafas saat operasi SC, tentunya bukanlah asa tim bedah, karena ketikamanan pasien merupakan ketiknyamanan bagi petugas, sanggup saja opini negatif berkembang dimasyarakat, bahkan risiko aturan, meski tim bedah sudah melaksanakan tindakan sinkron mekanisme, dikenal sebagai SOP. Kemungkinan peristiwa diluar dugaan sangat berpotensi terjadi.

Operasi sectio caesaria telah banyak menyelamatkan nyawa ibu dan anak yang mengalami kegawatdaruratan kehamilan seperti: ibu hamil mengalami perdarahan karena plasenta menghambat jalan lahir (plasenta previa), hipertensi kehamilan, proses melahirkan tak maju karena gagal induksi atau gagal vakum, atau karena gawat janin (feital distress) dan lain-lain sehingga perlu dilakukan tindakan pembedahan segera.

Kendati sejauh ini tindakan pembedahan sectio caesaria terbilang aman dan sudah banyak menaruh solusi dan keselamatan pada bunda & anak, masih ditemui hambatan dan risiko tidak terduga, sebagaimana yg sudah diuraikan. Jadi dari medianers, tiga hal di atas yang sangat tidak diharapkan oleh tim bedah waktu operasi sectio caesaria.(Nurman/ Ilustrasi : pixabay.Com)

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini