WHAT'S NEW?
Loading...

Tips Bagi Relawan Agar Survive di Lokasi Bencana Gempa| Bloggout

Pertolongan menurut sektor kesehatan jua tidak kalah penting, baik buat pemulihan trauma pasca gempa, juga buat pengungsian dan penyelamatan korban.

Hal demikian sudah terbiasa dilakukan oleh relawan bencana alam dari Himpunan Perawat Gawat Darurat Indonesia, disingkat Hipgabi. Salah satu relawan Hipgabi yang aktif terjun ke lokasi bencana adalah Dr.Budhi Mulyadi,M.Kep.,Ns.Sp.Kep.Kom

Ketika bala gempa Lombok, beliau terjun pribadi ke lokasi beserta tim buat memberikan donasi, begitu jua pada daerah terkena bala lainnya.

Berangkat dari sarat akan pengalaman pada lokasi bencana, Budhi Mulyadi menaruh saran dan tips bagi relawan yang tertarik terjun pribadi ke lokasi bala buat memberi pertolongan, terutama pada Palu dan Donggala, yg ketika ini sedang berlangsung.

Adapun saran berdasarkan Budhi Mulyadi pada relawan agar mampu survive atau bertahan pada keadaan keterbatasan kuliner, minuman, listrik nir ada,jaringan HP mangkat , tidur di tenda darurat, & syarat tidak mendukung lainnya, maka sarannya menjadi berikut:

  1. Siapkan diri, mental, dan fisik;
  2. Niatkan ikhlas karena Allah;
  3. Selalu istighfar dan perbarui niat ikhlas;
  4. Persiapan tas. Tas ransel didalamnya dilapisi kantong plastik besar agar bisa melindungi dari basahnya pakaian;
  5. Isi tas: makanan, bawa makanan praktis yang bisa dimakan langsung atau dimasak sederhana, hindari bawa mie instan,tidak sehat. Sebaiknya dibawa yang mengandung tinggi kalori dan protein. Serta bawa madu, kacang goreng,kuaci bunga matahari, kornet, gula aren,coklat,garam (dikonsumsi satu sendok sehari untuk cegah dehidrasi) bisa tambahan bumbu, seperti, abon;

Sebaiknya, bawa botol minum dari kaleng atau aluminium yang mampu dipanaskan, & panci mini buat masak air atau kuliner, korek barah gas, topi, masker, sarung tangan, jam tangan, kacamata hitam, parafin, lilin, senter dari energi surya, atau senter menggunakan battrey mampu pula.

Setiap siang hari battrey dijemur di bawah terik surya buat pemulihan energi baterai, power tenaga mentari , atau accu mini & panel mentari yg berukuran mini & kabel sederhana, gunting, pisau, parang, jas hujan (ponco: mampu buat jas hujan, sajadah, selimut, mukenah).

Kemudian jangan lupa bawa Autan, kompas, sepatu olahraga atau sepatu lapangan, sarung, handuk mini dan akbar, bantal isi angin yg mampu ditiup, buku notes mini .

Selanjutnya, Handy Talky, baju secukupnya,tapi jangan terlalu banyak, pakaian dalam yang penting banyak, wash lap (mandi relatif di wash lap jikalau air higienis terbatas). Kantong plastik tebal yg kuat mampu diisi air,saat bisa air yang layak diminum, sabun dan sampoo, odol,serta sikat gigi.

Selain itu, ingat bawa alat-alat yg akan digunakan buat bantu korban sinkron menggunakan keahlian relawan.

Saat persediaan air minum terbatas bisa dimanfaatkan, tanaman yg mengandung air, seperti air kelapa, atau menyaring air laut dengan tanah liat agak tebal, atau disuling denga dipanaskan air laut, uapnya bisa diminum.

Atau minimal dengan disaring dengan handuk mini tanpa diperas. Sedangkan sumber kuliner, poly fauna bahari tinggi kalsium dan protein, & di dalam pasir dan batu sepanjang pantai ada siput, kerang.

"Dan,pada karang terdapat rumput bahari, kepiting. Kalau mampu memancing ikan lebih baik, sebab Sulteng sangat kaya ikan laut, jangan terlalu orientasi harus makan nasi, protein dan lemak yg dimakan sangat efektif untuk tenaga," demikian saran Budhi.

Pemenuhan air tubuh yang wajib sangat diperhatikan. Sebab, buat berjalan kaki sepanjang hari lantaran tranportasi sangat terbatas, BBM terbatas.

"Lebih baik lagi bawa dan pelajari sandi Morse yang mampu digunakan dengan media apa saja buat berkomunikasi jeda jauh," demikian saran bagi relawan agar survive di lokasi bencana alam versi Budhi Mulyadi.(Editor: AW)

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini