WHAT'S NEW?
Loading...

Tanganmu, Infeksimu : Ketika Anjuran Cuci Tangan Digaungkan| Bloggout

Medianers ~ Meminjam kata 'harimaumu, mulutmu', yang diplesetkan sebagai, 'tanganmu infeksimu' bermaksud menguraikan anjuran cuci tangan yg masih dianggap sangat krusial dewasa ini.

Sebab, sahabat penulis yang bekerja di layanan kesehatan, pernah kena hardik sang galat seseorang pengunjung, waktu dia meminta pengunjung tersebut cuci tangan sebelum masuk ruangan konsultasi.

"Tidak perlu juga aku disuruh cuci tangan. Yang akan tewas itu, permanen jua tewas. Bukan lantaran Coronavirus ini juga aku harus cuci tangan," tolak pengunjung tersebut.

Sebetulnya, anjuran cuci tangan tersebut demi kebaikan beserta. Juga demi kesehatan pengunjung tersebut. Sebab tangan adalah media infeksi paling potensial.

Telapak tangan berserta jari, merupakan organ tubuh paling acapkali digunakan, misalnya bersalaman, mendapat kembalian uang selesainya belanja. Atau membayar belanja pada kasir.

Yap, tangan tak jarang dipakai untuk memegang suatu benda, dan jari tangan juga difungsikan buat memencet sesuatu, mencongkel, menarik, mengambil, dan lain-lainnya.

Berbagai penelitian oleh ahli kesehatan menyatakan bisa pembaca googling seketika, menyatakan bahwa, ribuan bahkan jutaan bakteri atau kuman terdapat  di tangan.

Sebab tangan paling acapkali bersentuhan menggunakan benda, manusia, hewan & lainnya. Jadi tangan menjadi 'pintu masuk' bagi organisme yg tidak terlihat secara kasat mata. Yang mampu menginfeksi manusia.

Oleh karena itu, tahun 2009 Badan Kesehatan Dunia, WHO. Telah mengkampanyekan melalui slogan save lives, clean your hands . Kurang lebih artinya, lindungi hidupmu, bersihkan tanganmu.

Kampanye tadi ditujukan secara dunia, dikenal menggunakan kata kewaspadaan universal. Namun, apakah kampanye cuci tangan yang digalakkan WHO, sukses di Indonesia?

Budaya-cuci-tangan

Atau adakah seseorang mencuci tangan saat memegang makanan yang akan dimasukan ke mulut? Lalu, pembaca simpulkan saja sendiri hasil survey tersebut. Secara umum, mungkin mencuci tangan belum membudaya di Indonesia.

Banyak faktor yang mempengaruhi tidak terbiasanya seseorang cuci tangan, karena terbatasnya  fasilitas cuci tangan, baik cuci tangan kering menggunakan bahan kimiawi, atau cuci tangan di bawah air mengalir.

Kesadaran mencuci tangan, mulai tumbuh setelah adanya penyakit Covid-19. Dibuktikan, berebutnya masyarakat buat menerima hand sanitizer. Di area publik pun, telah banyak juga disediakan cairan cuci tangan, terbuat menurut bahan kimia tadi.

Kampanye cuci tangan juga seringkali digaungkan di media massa, sehingga membangun pencerahan publik bahwa, cuci tangan merupakan hal penting, yg tidak sanggup diabaikan.

Semoga budaya cuci tangan akan terus dipromosikan, kendati suatu hari nanti Covid-19 tak lagi mengintai. Mengingat tanganmu, infeksimu, yang bisa mendatangkan penyakit kapan saja. (Nurman)

Baca juga : Cara Cuci Tangan Menggunakan Antiseptik (Hand Sanitizer)

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini