WHAT'S NEW?
Loading...

Membangun Literasi Digital Keluarga Melalui Aplikasi Edukatif| Bloggout

Medianers ~ Membaca dan menulis bagian dari budaya literasi. Fungsinya sangat penting, agar peradaban manusia terus berlanjut. Salah satu alat untuk membaca dan menulis dewasa ini adalah, melalui aplikasi dalam gawai (gadget), termasuk komputer dan perangkat teknologi lainnya.

Gawai hampir menguasai kehidupan famili pada Indonesia. Kementerian Komunikasi & Informatika (Kominfo) melalui siaran pers (2018) menyampaikan, "jumlah pengguna aktif gawai di Indonesia lebih berdasarkan 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia sebagai negara dengan pengguna ke- 4 terbesar pada global."

Tentunya, hal itu membuka akses cepat dan luas terhadap segala komunikasi dan kabar. Manakala pengguna nir bijak, akan membawa pengaruh negatif. Sebab, gawai mempunyai fitur beraneka ragam, bukan hanya buat membaca dan menulis saja. Untuk itu, bagaimana peran orang tua mengawasi penggunaan gawai dan alat digital lainnya pada anak-anak ? Serta, bagaimana pula cara menciptakan budaya literasi digital positif dalam keluarga?

Pertanyaan demikian, menjadi tantangan poly pihak, termasuk Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Hal itu, dituangkan pada kitab Materi Pendukung Literasi Digital, terbitan tahun 2017 , yang disusun sang tim Gerakan Literasi Nasional (GLN). Tertulis pada laman 19 bahwa, " penguatan budaya literasi digital di keluarga terutama bagi anak-anak adalah buat menaikkan kepandaian kritis, kreatif, & positif pada menggunakan media digital dalam kehidupan sehari-hari."

Poin penting yang ditekankan pada kitab itu adalah, bagaimana meningkatnya jumlah dan variasi bahan bacaan literasi digital yang dimiliki famili, serta cara meningkatnya frekuensi membaca bahan bacaan literasi digital dalam famili setiap harinya. Serta meningkatnya frekuensi akses anggota keluarga terhadap penggunaan internet secara bijak.

Apabila diamati yg terjadi ketika ini, penggunaan gawai oleh anak-anak cukup memprihatinkan. Betapa tidak, gawai diberi orang tua bukan buat menaikkan budaya literasi, namun sebagai alat penghasil anak membisu. Agar anak asyik dengan dirinya sendiri. Anak-anak cendrung lengah, menggunakan menonton video, atau bermain game, ketika diberi gawai.

Hal senada pernah dipublikasikan oleh situs New York Times bahwa, "70 persen orang tua mengaku memang mengizinkan anak-anak mereka yang usianya 6 bulan sampai 4 tahun bermain perangkat mobile ketika mereka sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga, serta 65 persen melakukan hal yang sama untuk menenangkan si anak saat berada di tempat umum."

Kemudian, the Asian Parent Insight bersama Samsung kids time melakukan survey melaluiMobile Device Usage Among Young Kids yang diselenggarakan pada awal tahun 2014. Survey dilakukan terhadap 2500 orang tua di 5 negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, hasilnya cukup mengejutkan, 98 persen responden mengizinkan anaknya menggunakan gawai.

Kondisi itu diperparah oleh prilaku orang tua, disaat waktu senggang. Orang tua cendrung menikmati bermain gawai dari pada bercengkrama dengan anak-anak saat dirumah. Orang tua adalah role model bagi anak- anak, ketika orang tua menikmati fitur gawai, maka anak pun susah dibendung atau melarangnya bermain gawai.

Sebaiknya, anak diarahkan sebagaimana ajakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam buku Pendukung Literasi Digital bahwa, anak-anak sebaiknya diawasi, dikontrol saat menggunakan gawai. Disarankan untuk mengakses situs edukatif yang bermanfaat untuk tumbuh kembang anak.

Situs atau pelaksanaan yg disarankan buat anak merupakan Aplikasi Edukatif menjadi asal belajar anggota famili. Orang tua dapat menggunakan situs sahabatkeluarga.Kemdikbud.Go.Id atau keluargakita.Com atau situs yg lain buat membuatkan pengetahuan diri terkait dengan keluarga.

Baca juga : Peran Orang Tua Meningkatkan Kecerdasan Anak Pada Usia Dini

Anak hendaknya dituntun membuka situs dan aplikasi untuk menambah pengetahuan yang bisa mengasah kreativitasnya, seperti aplikasi anak cerdas, tebak gambar, permainan matematika, atau situs seperti kbbi.kemdikbud.go.id, inibudi.com, dan sebagainya. Aplikasi edukatif lainnya sebagai sumber belajar anggota keluarga juga disarankan seperti, Jelajah Seru, Anak Cerdas, 101 lagu Anak-Anak, dan Kumpulan Dongeng. (AW / Berbagai sumber).

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini