WHAT'S NEW?
Loading...

Prof. Budi Anna Keliat Berikan Motivasi dan Ajarkan Perawat Cara Mengatasi Konflik di Tempat Kerja| Bloggout

Medianers ~ "The power of you ? Apa sih kekuatanmu ?" tanya Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.App.Sc memulai materi pelatihan yang diselenggarakan Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia, (HIPKABI) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Jumat (11/10/2019).

"Apa sih impianmu bekerja pada kamar bedah?" tanya Prof. Budi Anna Keliat mengulangi pertanyaan, kepada 41 orang Perawat yang bekerja di kamar operasi, utusan menurut banyak sekali tempat tinggal sakit di Indonesia, yang sedang mengikuti pembinaan Manajemen Kamar Bedah.

"Ayo angkat tangan," pinta Prof. Budi. Dan, dia melanjutkan pertanyaan, "kapan kamu akan melanjutkan pendidikan? Ayo, siapa yg sudah bekerja pada kamar operasi lebih berdasarkan 5 tahun? Lebih berdasarkan 10 tahun?" tanya Prof. Budi berturut-turut kepada peserta pembinaan.

Prof. Budi menambahkan, "jikalau kamu sudah lebih menurut 10 tahun bekerja di kamar operasi. Seharusnya, sudah dua kali sebagai doktor, apabila terus melanjutkan pendidikan," ucapnya.

"Kalau saya sudah mentok. Pendidikan saya mentok. Jabatan pula telah mentok. Tugas saya saat ini, hanya menunjukkan ilmu yg aku miliki pada siapa saja. Hingga ajal menjemput," ujar Prof. Budi, semasa belia pula pernah bekerja 2 tahun di Sidney, Australia menjadi perawat bedah.

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan, Prof. Budi meminta peserta, relatif menjawab dalam hati saja. Lalu renungkan, sudahkah jawabannya sesuai impian, atau masih adakah hal- hal yang belum dicapai, & akan diwujudkan.

Prof. Budi Anna Keliatan :Cara mengatasi konflik di tempat kerja
Prof. Dr. Budi Anna Keliat, S.Kp., M.AppSc., (posisi tengah berkaca mata), bersama peserta pembinaan.

Prof. Budi yg ketika ini (2019) sudah berumur 67 tahun masih terlihat semangat menunjukkan ilmu pengetahuan, serta pengalamannya mengarungi dunia keperawatan di Indonesia. Beliau dikenal sebagai pakar keperawatan jiwa, juga aktif menaruh bantuan (syok healing) pada korban terdampak bala, maupun perseteruan di Indonesia.

Pengalaman hidup dan materi pembinaan yg dia sampaikan sangat klop. Sebab, ada dua tema yang diajarkan, diantaranya: pertama tentang 'Motivasi Kerja Perawat', dan kedua tentang 'Manajemen Pertarunga di Kamar Bedah.'

Terkait motivasi kerja, Prof. Budi, dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia itu menyarankan, "bangunlah impian. Catat, hapal, kerjakan hingga menjadi budaya. Manakala hal itu telah dilakukan. Lambat laun, virtual akan tercapai," ucapnya.

Demi menggapai impian, terkadang perawat menemui hambatan. Untuk itu, Prof. Budi jua memaparkan cara Manajemen Permasalahan pada Kamar Bedah. Sebab, pertarungan sanggup saja terjadi antara perawat satu dengan yang lainnya (permasalahan horizontal), atau antara perawat menggunakan atasan, (perseteruan vertikal).

Agar konflik tidak terjadi, Prof. Budi menyarankan, sebaiknya perawat melakukan pencegahan dengan cara menerapkan prinsip, greating (sapa), appreciating (memberikan apresiasi), dan hope, (berdoa/ harapan). Usaha tersebut dikenal dengan istilah pencegahan pra konflik.

Ia menyontohkan, apabila terdapat teman Anda cemberut, dan terlihat ingin bermusuhan pada tempat kerja. Maka, segera sapa dia, berikan apresiasi, & doakan ia selalu diberi kebaikan. "Hai, (sebut namanya, sembari menyalami tangan kawan). Kamu terlihat rapi hari ini. Semoga penampilanmu selalu terjaga setiap hari," demikian Prof. Budi memberi model.

Dikatakan Prof. Budi, hanya membutuhkan waktu 6 dtk untuk melakukan bisnis demikian. Tapi, akan menciptakan suasana akan menjadi cair sepanjang waktu, & bisa mencegah terjadinya permasalahan pada tempat kerja.

"Meski, teman tadi tidak berkenan, tetap lakukan hal tersebut setiap hari, hingga menjadi budaya. Dengan cara, kalimat berbeda, namun tetap gunakan prinsip, greating, appreciating, dan hope," ungkap Prof. Budi.

Manakala permasalahan terus berlanjut, yg dibutuhkan adalah tindakan negosiasi. Segera minta maaf kepada sahabat tadi. Prof. Budi berkata, "pakai rumus 982." Artinya, meski kesalahan sahabat sudah mencapai 98, jangan diingat. Tapi, lihat 2 saja kebaikan atau kesamaannya menggunakan kita.

"2 yang dimaksud adalah, pertama beliau satu profesi dengan kita. Yang kedua, dia sama-sama 'satu atap' dengan kita. Yang nir memungkinkan untuk terus berkonflik. Sedangkan kesalahannya yg 98 tidak dijadikan pedoman, supaya hubungan persahabatan di loka kerja selalu langgeng," kata Prof. Budi.

Jika konflik terus berlanjut. Dua orang terlibat perseteruan memerlukan upaya mediasi. Dan, yg memediasi pihak ketiga. Ditempat kerja perawat yg berperan menjadi perantara adalah atasan, yakni kepala ruangan. Manakala ketua ruangan tidak bisa, yg menuntaskan merupakan pada atasnya lagi.

"Proses mediasi sangat penting. Menyelesaikan perseteruan antara perawat satu menggunakan lainnya pada pada satu ruangan perlu diselesaikan dengan cepat oleh atasan. Bukan memindahkan perawat berkonflik ke ruangan lain (rotasi), karena tidak menuntaskan masalah" istilah Prof. Budi.

Upaya mediasi dicontohkan oleh Prof. Budi, yang bisa dilakukan kepala ruangan adalah memanggil perawat yang berkonflik satu-persatu. Ditanyai permasalahannya, lalu kepala ruangan mencatat tiap item pertarungan. Dari perseteruan tersebut, catat beberapa kecenderungan yg dimiliki berdasarkan 2 orang berkonflik itu.

"Konflik tercipta karena adanya disparitas pendapat. Ketika perantara ingin memediasi dua orang berkonflik, kemukakanlah kecenderungan mereka ketika menuntaskan kasus. Dan, perbedaanya carikan solusi, namun nir dibahas ketika berlangsung proses mediasi," kata Prof.Budi.

Prof. Budi memberi contoh, "sebelum Anda hadir berdua di sini, sudah saya panggil satu-persatu. Sebenarnya Anda berdua memiliki banyak kesamaan, hanya beberapa hal yang berbeda. Khusus untuk perbedaan ini, akan saya carikan solusi. Dan, akan saya sampaikan kembali. Saat ini, saya minta Anda berdua berdamai," demikian Prof. Budi menyontohkan. (Penulis : Nurman)

0 comments:

Post a Comment

close
Banner iklan disini